Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hati-hati Menyebut Nama Suu Kyi di Burma

image-gnews
Aung San Suu Kyi. AP
Aung San Suu Kyi. AP
Iklan
TEMPO Interaktif, Jangan coba-coba menyebut nama Aung San Suu Kyi di tempat-tempat umum di Burma. Mata-mata nyalang akan segera mengawasi. Jika tak hati-hati, apalagi mengobral nama itu dalam percakapan, bisa-bisa keselamatan Anda, yang tak tahu bahwa ada banyak aturan tak tertulis di negeri junta militer itu, akan terancam.

Memasuki Rangoon--junta menyebut kota terbesar di Burma ini dengan Yangon--misalnya, selintas kota ini tenang dan aman. Penduduknya ramah dan kebanyakan masih taat dengan tradisi. Kota seluas sepertiga Jakarta ini mengingatkan pada situasi Indonesia pada 1970-1980-an. Mobil-mobil keluaran 1940-an hingga produk anyar melintas di jalan-jalan utama. Orang-orang lalu lalang, baik pria maupun perempuan, mengenakan sarung atau longji, bahasa Burma. Begitu eksotik.

Namun ternyata ada banyak aturan tak tertulis yang kalau tak ditaati bakal membawa masalah, cepat atau lambat. Salah satunya, ya, itu tadi, "tabunya" menyebut nama pemimpin gerakan damai untuk demokrasi di Burma dan pendiri Partai National League for Democracy (NLD) itu.

Ketika mengungkapkan rencana untuk mewawancarai Suu Kyi, seorang pengurus NLD meminta Tempo menggunakan kode "The Lady" untuk menyebut Suu Kyi. "Untuk keamanan dan keselamatan Anda, katakan saja The Lady," ujarnya melalui telepon pada malam kedua dari 11 hari kunjungan Tempo di Burma. Kata "The Lady" ini sudah menjadi kode rahasia untuk menyapa Suu Kyi bagi orang asing. 

Seorang teman lain menyarankan memakai sapaan terhormat dalam bahasa Burma, yakni "Sayama" (diucapkan "Siama"). Tempo memang menyapa Suu Kyi dengan "Sayama" saat wawancara khusus pada Selasa pekan lalu di ruang kerjanya di kantor NLD. Suu Kyi begitu antusias ketika Tempo menggunakan sapaan tak biasa itu. "Dari mana kamu belajar bahasa Burma?" ujarnya tersenyum ingin tahu. 

Sebagian besar pendatang menghadapi kendala bahasa ketika berkunjung ke kota berpenduduk 6 juta ini. Hampir semua informasi publik menggunakan bahasa Burma. Sedangkan mayoritas warga Burma tak punya kemampuan berbahasa Inggris. 

Kebiasaan membaca koran dan menonton televisi di lobi hotel pun ternyata menimbulkan kecurigaan pemilik hotel. Koran The New Light of Myanmar, yang biasa dibaca Tempo pada hari-hari awal, tak pernah lagi disediakan di rak pada hari berikutnya. Di toko buku dan supermarket, koran itu ternyata tak dijual bebas. 

Di The New Light of Myanmar, junta militer menyampaikan rasa kebenciannya kepada empat radio asing. VOA dan BBC disebutkan telah menaburkan kebencian di antara warga Burma. Radio asing RFA dan DVB juga dituduh menghasilkan kebiadaban publik.

"Jangan izinkan diri kita diguncang oleh radio pembunuh yang didesain untuk membuat berbagai masalah," begitu poin terakhir pemberitahuan itu dibuat dalam bahasa Inggris. 

Beralih ke warung Internet, lagi-lagi hal tak biasa terjadi. Pemilik warung Internet melarang pengunjung mengakses situs-situs politik dan media oposan junta. Masuk ke situs irrawady.com, misalnya, yang muncul adalah situs iklan pembuatan website. 

Akses Internet pun lelet sekali. Butuh waktu berjam-jam untuk bisa melakukan browsing. Tak jelas kapan akses Internet membaik. Alhasil, uang pun habis tanpa sempat menikmati informasi. 

Di Rangoon segalanya harus dilakukan dengan hati-hati. Saat hendak memotret acara ritual Buddha, yang dihadiri Suu Kyi pada Rabu dua pekan lalu misalnya, dua pria yang entah datang dari mana seketika menghampiri. Mereka saling mengedipkan mata dan langsung memberondongkan pertanyaan. 

Di kota ini, segalanya mesti dilakukan dengan berbisik--mengingatkan pada sebuah negeri dengan "banyak mata" yang ditulis George Orwell, 1984.


MARIA HASUGIAN
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Pendukung Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang foto konselor Myanmar Aung San Suu Kyi ketika menunggu hasil penghitungan suara pemilu Myanmar di markas partai di Yangon, Myanmar, 8 November 2020.[REUTERS]
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi


Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.


Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Seorang bocah Rohingya menangis di tengah antreatn saat berdesakan untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.


Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Suasana antrean pengungsi Rohingya untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.


Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Seorang anak pengungsi muslim Rohingya digendong ibunya saat berdesak-desakan untuk mendapatkan bantuan makanan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 21 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.


Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Sidang perdana tim pencari fakta PBB untuk Rohingya di Jenewa, 19 September 2017. Yuyun Wahyuningrum
Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.


Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Petugas mendata pengungsi Rohingya sebelum membagikan paket bantuan dari Indonesia di kamp pengungsian Thaingkali, Ukhiya, Bangladesh, 21 September 2017.  Bantuan kemanusiaan dari Indonesia telah sampai di Bangladesh dalam 8 kali pengiriman dengan pesawat
Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.


Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Penduduk desa Hindu berteduh di sebuah kuil di Myoma Ward Myhum Town, Myanmar. Hindu Youth Relief Group
Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.


Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Pesawat Myanmar yang hilang. Facebook/Commander in Chief Office
Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.


Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Sejumlah warga negara Amerika Serikat mengikuti parade ASEAN di Silang Monas, 27 Agustus 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.