Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wikileaks: Sesepuh Thailand Ragukan Putra Mahkota

image-gnews
Bhumibol Adulyadej. REUTERS/Damir Sagolj
Bhumibol Adulyadej. REUTERS/Damir Sagolj
Iklan
TEMPO Interaktif, Bangkok - Sejumlah tokoh politik senior Thailand disebut-sebut ragu akan kepantasan Putra Mahkota Pangeran Maha Vajiralongkorn untuk menggantikan ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej, yang kini ringkih dan telah berumur 83 tahun. Hal itu terungkap dalam dokumen kawat diplomatik Amerika Serikat yang dipublikasikan situs WikiLeaks kemarin. 

Kawat yang ditulis Duta Besar Amerika Serikat Eric John itu berisi laporan pertemuan dengan Ketua Dewan Penasihat Kerajaan Jenderal Prem Tinsulanonda, bekas Perdana Menteri Anand Panyarachun, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Siddhi Savetsila. "Membahas (agenda) setahun ke depan," demikian bunyi isi kawat diplomatik itu. 

Dokumen berlabel "secret” itu dikirim Senin, 25 Januari 2010, pada pukul 07:59 dari Kedutaan Amerika Serikat di Bangkok, Thailand. "Ketiganya mengeluarkan komentar yang agak negatif terhadap Putra Mahkota Vajiralongkorn," demikian menurut isi kabel diplomatik itu seperti dilansir media Inggris, The Guardian. 

"Saat menegaskan bahwa putra mahkota kelak bakal menjadi raja, baik Siddhi maupun Anand secara tersirat mengatakan bahwa negara akan lebih baik jika ada pilihan yang lain," ujar Dubes John dalam laporannya itu. "Siddhi memilih Putri Sirindhorn; Anand menyatakan hanya Raja yang bisa mengubah suksesi, dan mengatakan kecil kemungkinan itu terjadi." 

Maklumlah, ketiganya khawatir, jika Pangeran Vajiralongkorn, yang dikenal playboy dan punya banyak simpanan di luar negeri, menjadi Raja maka Thailand akan terbelah. "Anda tahu kan seperti apa kehidupan sosial Pangeran?" ujar Jenderal Prem saat ditanya Dubes John seputar keberadaan pangeran berusia 58 tahun tersebut. "Anda tahu dia seperti apa." 

Adapun Marsekal Siddhi mengatakan Putra Mahkota kerap menghabiskan waktunya di luar negeri ketimbang di Thailand. "Kerap Duta Besar Thailand di Jerman sampai mesti meninggalkan posnya di Berlin demi menyambut Pangeran Vajiralongkorn di Munich," ujar Siddhi seputar kelakuan pangeran yang telah menikah dan dikaruniai seorang putra itu. 

Bahkan ketika ayahnya, Raja Bhumibol, sakit, cuma Ratu Sirikit dan Putri Sirindhorn yang rajin menjenguk. "Hanya Ratu dan Putri Sirindhorn," ujar Prem mengulangi jawabannya saat ditanya Dubes John soal ke mana gerangan Sang Pangeran. Selain karena kelakuannya, ketiga "sesepuh" itu juga prihatin atas kedekatan pangeran dengan Thaksin Shinawatra. 

"Mereka bertemu dari waktu ke waktu," ujar Jenderal Prem. Meski begitu, Prem ragu Pangeran Vajiralongkorn bakal mau membantu bekas Perdana Menteri Thaksin kelak kemudian hari. "Thaksin berkhayal kalau dia pikir Putra Mahkota bersedia menjadi temannya," ujarnya. "Dia tak suka hubungan pertemanan yang seperti itu." 

Dalam kawat diplomatik itu, terungkap Anand menuding Thaksin-lah penyebab utama merosotnya kesehatan Raja. "Gara-gara dia," katanya, seraya menambahkan bahwa Thaksin berupaya mengganggu stabilitas negeri ini. "Memakai uangnya, massa Kaus Merah, dan Hun Sen untuk menghancurkan negeri ini." Tapi Anand hakulyakin Thaksin tak akan sukses. 

Sebelumnya, pendahulu John, Duta Besar Ralph L. Boyce, menulis kawat diplomatik yang isinya menyangkut dugaan peran Ratu Sirikit dalam mendukung kudeta militer terhadap Perdana Menteri Thaksin Shinawatra pada 2006. Keluarga Kerajaan Thailand itu dilindungi undang undang yang membuat siapa saja yang melakukan penghinaan terhadap mereka dihukum. 

GUARDIAN | TELEGRAPH | ANDREE PRIYANTO 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Pesepak bola Timnas Indonesia berlatih menjelang laga lanjutan Piala AFF 2018 melawan Thailand, di Stadion Nasional Rajamangala, Bangkok, Thailand, Jumat, 16 November 2018. Pertandingan tersebut akan digelar di Stadion Rajamanggala, Bangkok, Thailand, Sabtu, 17 November 2018. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.


110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

Suasana saat warga menunggu di tepi jalan di sekitar Grand Palace untuk mengikuti upacara kremasi mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, di Bangkok, Thailand, 24 Oktober 2017. AFP PHOTO
110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.


Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Shinawatra. Guardian.co.uk
Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.


Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Mantan PM Thailand, Yingluck Shinawatra, tersenyum saat menerima media asing di rumahnya di Bangkok, Thailand, 12 Februari 2016. Menurut pengamat, Yingluck dan keluarga Shinawatra akan terlibat pada kampanye Pemilu 2017.  REUTERS/Jorge Silva
Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.


Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Kimlun Jinakul (91) meraih gelar sarjana ekologi manusia di Sukhothai Thammathirat Open University dari Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun. AP Photo
Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat


UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

Raja baru Thailand, Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun berbicara setelah mendapat undangan dari parlemen untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai raja di Bangkok Dusit Palace, Thailand, 1 Desember 2016. Thailand Royal Household Bureau/Handout via REUTERS.
UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.


Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Pusat Kerajaan Thailand/TEMPO/Nico J Tampi
Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.


Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn


FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.


Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Sodahead.com
Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.