Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pendukung Wikileaks Bentrok di Sydney  

image-gnews
Pendukung WikiLeaks. AP
Pendukung WikiLeaks. AP
Iklan
TEMPO Interaktif, Sydney - Ratusan pendukung situs pembocor dokumen rahasia Wikileaks bentrok dengan polisi di Sydney, Australia hari ini, Selasa (14/12). Bentrokan terjadi setelah polisi menghalangi dan menangkapi para pendukung yang sedang pawai berusaha keluar dari garis yang ditentukan polisi. 
  
Insiden ini terjadi di kawasan George Street. Ketika itu para pendukung Wikileaks sedang meneriakkan slogan "Hands off Wikileaks" dan "We deserve the truth", tiba-tiba ada sejumlah pendukung yang berusaha lari di jalanan. Sebanyak 70 polisi pun bergerak dan menangkap para demonstran tersebut. 

Massa pun marah, mereka terus berjalan sampai ke Martin Place, tempat para pendukung Wikileaks ditahan. Kerusuhan berlanjut ketika salah seorang memukul polisi dan tiga orang berusaha memblokir jalanan. 

Anggota Parlemen dari Partai Hijau David Shoebridge yang ikut dalam unjuk rasa ini mengatakan polisi seharusnya bisa menangani situasi lebih baik. "Mereka seharusnya bekerjasama dengan penyelenggara aksi ini dan bisa membuat pawai lebih damai, namun polisi menolak untuk memberi izin dan berkonfrontasi di jalanan," katanya. 

Sedangkan polisi berkilah. Menurut Inspektur Chris Craner, izin para pendukung Wikileaks tidak diberikan karena mereka menyalahi prosedur pemberitahuan yang minimal 5 hari sebelumnya. "Mereka juga melanggar syarat yang diberikan untuk tetap berada di jalur yang ditentukan," ujar Craner. 

Menurut Craner, para pengunjuk rasa yang mengikuti aturan tidak akan ditangkap. Polisi, kata dia, menangkap mereka yang berusaha membuat onar unjuk rasa. 

Seorang pendukung Wikileaks, Pip Hinman menolak dibilang bikin ricuh. Menurut dia, para pengunjuk rasa berpawai dengan damai. Menurut dia, polisi lah yang memicu bentrokan terjadi. "Saya melihat sendiri polisi menangkap beberapa teman, padahah mereka berada di garis yang telah ditentukan, mereka diseret dan dibawa polisi," katanya. 

Hinman mengatakan unjuk rasa ini adalah sebuah pesan bagi Perdama Menteri Julia Gillard. Pesannya, Julian Assange bukanlah seorang penjahat. 

Unjuk rasa pendukung Wikileaks juga terjadi di Melbourne. Sebanyak 600 orang berpawai sepanjang jalan Swanston Street, kawasan belanja terkenal di Melbourne sampai menuju ke kantor konsulat Inggris. Namun aksi di Melbourne berakhir damai dan tidak ada satu pun yang ditahan. 

Julian Assange, pendiri Wikileaks saat ini ditahan di penjara London Inggris. Dia ditahan atas surat perintah pemerintah Swedia yang menuduhnya melakukan kejahatan seksual. Dia juga diincar oleh pemerintah Amerika Serikat setelah situsnya membocorkan ribuan kawat diplomatik milik kantor perwakilan pemerintah Amerika  Serikat di penjuru dunia. 

ABC | POERNOMO GR 





Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Saksi mata merekam detik-detik serangan di Melbourne, Australia.[Dailymail.co.uk]
Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.


Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Seorang pria berenjata pisau melawan polisi setelah meledakan mobil dan menikam tiga orang pejalan kaki di Melbourne, Australia.[Twitter Chris Macheras via Mirror.co.uk)
Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.


Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Pesawat pertama Airbus A380-800 milik Etihad Airways di pabrik pengecatan di di Hamburg, Jerman, 25 September 2014. Etihad memperkenalkan desain barunya, akan terapkan pada semua pesawatnya, melalui pesawat A380nya ini. Krisztian Bocsi/Bloomberg via Getty Images
Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.


Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Ilustrasi ancaman teror bom di pesawat/pesan teror bom di pesawat. express.co.uk
Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.


Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

gvpedia.com
Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.


4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

Polisi Federal Australia memeriksa tas penumpang di Bandara Domestik Sydney, Australia, 30 Juli 2017. REUTERS/David Gray
4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.


Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Gladys Berejiklian. youtube.com
Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.


Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Ilustrasi penjahat bersenjata atau terorist. TEMPO/Subekti
Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.


Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

REUTERS/Alex Domanski
Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).


ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

Jake Billardi (tengah), remaja Australia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.