TEMPO Interaktif, Korea Utara meminta Amerika Serikat untuk menggelar konser Eric Clapton di Pyongyang. Dalam kawat diplomatik Amerika Serikat yang dibocorkan Wikileaks, pejabat kedutaan besar Amerika Serikat mengungkapkan anak kedua Kim Jong Il, Kim Jong Chol adalah fans Eric Clapton.
Kawat itu juga menyatakan bila terlaksana konser ini bisa menjadi daya tawar untuk membujuk pemimpin Korea Utara Kim Jong Il agar mengijinkan bantuan kemanusiaan.Kawat diplomatik rahasia ini dikirim Duta Besar Amerika Serikat di Seoul ke Washington pada 22 Mei 2007. "Konser Eric Clapton adalah sebuah kesempatan untuk membangun hubungan baik," bunyi kawat tersebut.
Saran pejabat Kedutaan Amerika Serikat ini tidak biasa. Sebab musik rock dan pop dilarang di Korea Utara karena pengaruh barat. Namun saran ini agaknya sukses. Pada 2008, sebuah laporan menyebutkan, Clapton secara prinsip siap untuk menggelar pertunjukkan di Korea Utara pada 2009.
Pejabat Korea Utara mengatakan bentuk konser ini sebagai hubungan untuk saling memahami antara negara komunis dengan negara barat. "Pertukaran kebudayaan melalui musik, bisa membuat dua negara lebih memahami," ujar pejabat Korea Utara tersebut. Ketika itu, New York Philharmonic Orchestra berencana menggelar konser di Pyongyang, sedangkan North Korean State Symphony Orchestra akan konser di London.
Belakangan, rencana konser Eric Clapton gagal total. Clapton, melalui juru bicaranya, membantah telah menerima tawaran untuk konser di Pyongyang. "Dia mendapat tawaran banyak dari berbagai negara, tapi tidak pernah kesepakatan akan tampil di Korea Utara," juru bicara Clapton.
GUARDIAN | PGR