TEMPO Interaktif, Denpasar - Perundingan langsung antara Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang bergulir sejak September lalu mandek lagi. Dialog yang digagas Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama terganjal oleh penolakan Netanyahu memperpanjang pembekuan permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Pihak Palestina menyalahkan Netanyahu atas kebuntuan ini. Namun, pemimpin dari Partai Likud itu beralasan jika ia meneruskan moratorium, pemerintahan koalisinya bisa bubar.
Tapi, Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki menuding itu hanya klaim Netanyahu saja. "Ia seorang pembohong," kata Malki kepada Faisal Assegaf dari Tempo, Kamis (9/12). Berikut penuturannya dalam wawancara khusus di sela pertemuan Forum Demokrasi Bali III di lobi Hotel Westin, Nusa Dua, Bali.:
Apakah Presiden Mahmud Abbas mengharapkan pengakuan terbuka dari Indonesia terhadap Negara Palestina seperti yang dibuat Brasil dan Argentina?
Tidak perlu, pemerintah Indonesia telah mengakui negara Palestina sejak 1988. Kami sudah memperoleh pengakuan penuh dan kedutaan besar kami disebut Kedutaan Besar Negara Palestina. Kami telah mendapatkan pengakuan dari 108 negara termasuk Indonesia. Kami ingin mengupayakan jumlah negara yang memberikan pengakuan segera bertambah.
Seberapa penting pengakuan dari Brasil dan Argentina?
Sangat penting karena waktunya sangat tepat. Sekaranglah saatnya bagi masyarakat internasional, khususnya PBB, untuk mengakui Negara Palestina. Brasil dan Argentina adalah negara besar secara demokrasi, ekonomi, dan politik. Pengakuan mereka akan memuluskan jalan bagi negara-negara lain di Amerika Latin untuk memberikan pengakuan serupa. Pengakuan Brasil dan Argentina juga memberikan tekanan bagi Amerika Serikat dan Israel. Jika banyak negara sudah mengakui Negara Palestina, maka penggunaan veto oleh Amerika di Dewan Keamanan menjadi sesuatu yang sangat memalukan. Kami akan meminta negara-negara Amerika Latin lain, seperti Uruguay, Paraguay, Ekuador, dan Cile mengikuti jejak Brasil dan Argentina.
Apakah Abbas serius dengan ancamannya membubarkan Otoritas Palestina jika perundingan dengan Israel gagal lagi?
Bukan itu yang ia maksudkan. Yang ia katakan sekarang perundingan dengan Israel menemui jalan buntu, kita harus mulai mencari pilihan lain. Kami punya daftar pilihan yang terdiri dari beberapa poin. Pertama, kami akan minta Amerika mengakui negara Palestina. Jika gagal, kami ke Dewan Keamanan PBB. Jika gagal lagi, kami ke Sidang Majelis Umum. Jika itupun gagal, kami minta pembagian wilayah Palestina oleh PBB. Bila semua ini gagal, kami harus mengambil langkah dramatis sehingga Israel bersedia bertanggung jawab atas persoalan Palestina.
Apakah dalam waktu dekat perundingan bisa bergulir lagi?
Tergantung keinginan Israel menerima keputusan masyarakat internasional, yakni membekukan proyek permukiman Yahudi sebelum perundingan dimulai. Sampai kini Israel masih menolak tuntutan itu dan bermusuhan dengan masyarakat internasional. Amerika bertanggung jawab untuk mencari alternatif agar perundingan langsung bisa dimulai lagi. Mereka juga bertanggung jawab mengakhiri penderitaan rakyat Palestina dan mewujudkan Negara Palestina.
Tapi Netanyahu beralasan jika moratorium dilanjutkan rezimnya bisa jatuh?
Tidak ada yang tahu, ini hanya klaimnya saja. Dari pengalaman sebelumnya dengan Netanyahu, ia pembohong. Ia selalu berbohong kepada masyarakat internasional dan bahkan pemerintahan koalisinya. Netanyahu lebih mengedepankan pemerintahan koalisinya terus berdiri ketimbang berunding dengan Palestina. Masyarakat internasional harus menyadari siapa sebenarnya Netanyahu. Netanyahu sebenarnya bisa membentuk koalisi baru dengan Partai Kadima yang lebih kuat dan mendukung perdamaian.
Anda yakin Presiden Barack Obama serius menyelesaikan masalah Palestina?
Yang kami dengar sejauh ini Obama yakin Negara Palestina perlu berdiri. Dalam Sidang Majelis Umum PBB tahun lalu, dia bilang saat berdiri di podium ini tahun depan saya ingin melihat negara anggota baru bernama Palestina. Obama berkomitmen terhadap isu ini dan berusaha agar Negara Palestina terbentuk. Saya berharap ia berupaya lebih keras lagi untuk mencapai tujuan itu.
FAISAL ASSEGAF