Terkait dengan itu, menteri luar negeri Korea Selatan memimpin sejumlah diplomat top terbang menuju Amerika Serikat. Mereka akan bertemu dengan sejawatnya dari Jepang dan Amerika Serikat guna membicarakan ketegangan yang kian meningkat di sekitar Laut Kuning.
Berbicara singkat sebelum bertolak dari bandar udara internasional Incheon, Menteri Luar Negeri Kim Sung-hwan mengatakan tiga negara akan membahas soal peran internasional menghadapi masalah di Semenanjung.
"Pertemuan itu akan membahas bagaimana bentuk kerjasama masyarakat internasional dan negara-negara tetangga dalam menyikapi serangan Utara, termasuk pengayaan uranium. Juga akan dibicarakan bagaimana bekerjasama dengan Cina, hal ini akan menjadi fokus pertemuan," ujar Kim kepada para wartawan.
Senin ini, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, direncanakan bertemu secara terpisah dengan Kim, diteruskan dengan Menteri Luar Negeri Jepang Seiji Maehra. Selanjutnya, ketiganya akan bertemu secara bersama-sama di kantor Kementerian Luar Negeri.
Korea Utara, Ahad kemarin, melanjutkan ancamannya menyerang musuh bebuyutannya, Selatan. Kedua negeri ini secara teknis, masih dalam keadaan perang setelah konflik bersenjata dua negara bertetangga tersebut berhenti pada 1957.
Dalam pemberitaannya, kantor berita milik pemerintah Korean Central News Agency di Pyongyang, mengatakan "Korea Selatan merupakan boneka yang senantiasa melakukan provokasi militer gila-gilaan."
Situasi, tambah laporan tersebut, akan berubah cepat di Semenanjung Korea dan mengarah kepada fase ekstrem yang sulit dikendalikan.
CNN | CHOIRUL