Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Akibat Wikileaks Para Diplomat Amerika Dijauhi

image-gnews
Wikileaks.ch
Wikileaks.ch
Iklan
TEMPO Interaktif, Washington - Para diplomat dan mantan diplomat Amerika Serikat mengatakan banjir kawat Kedutaan Besar Amerika Serikat yang dilakukan oleh situs WikiLeaks dan terus diungkapkannya hal yang memalukan di media berefek pada penghindaran atas diplomasi Amerika. “Singkatnya, kita sudah nyaris tiarap,” ujar seorang diplomat senior yang enggan disebut namanya kemarin di Washington. “Ini benar-benar buruk. Saya tidak membesar-besarkan.” 

“Sejujurnya, kini tak seorang pun ingin berbicara dengan kami,” kata sang diplomat. Dia menambahkan, hal itu bakal butuh dua hingga lima tahun untuk membangun kepercayaan. “Beberapa orang masih ingin bicara kepada kami, terutama (pada) pemerintah, tapi...mereka meminta kami hal-hal seperti, ‘Anda akan menulis tentang hal ini?’”

Kawat-kawat diplomatik kedutaan Amerika Serikat yang berjumlah 251 ribu telah mengekspos banyak hal. Dari pandangan Amerika terhadap Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang bermain sebagai Robin, Perdana Menteri Vladimir Putin sebagai Batman, hingga menyebut Kuba dan Venezuela sebagai “Poros Setan”.

Seorang pejabat Amerika menyatakan sekitar 1.100 kawat telah diunggah oleh organisasi-organisasi berita dan WikiLeaks pada Jumat lalu, meninggalkan sekitar 250 ribu kawat lainnya atau bisa jadi ditelisik untuk memalukan pemerintahan asing, dan Washington, buat beberapa bulan mendatang. 

Namun seorang diplomat Amerika Serikat di Timur Tengah mengungkapkan, para pejabat luar negeri telah sepakat dengan ketiadaan klaim dan dia menduga konsekuensi jangka panjang, yang agaknya lebih merugikan pemerintahan asing daripada diplomasi Amerika.

Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Lawrence Eagleburger yakin banyak para pekerja asing yang tampaknya lebih mungkin mengatasi resistensi terhadap Amerika Serikat dalam enam bulan ke depan. Dia menekankan hal ini bersifat konklusi tentatif. “Kami masih cukup besar dan penting bahwa masyarakat bakal tidak akan mampu menghindari berbicara kepada kami,” katanya.

Menteri Pertahanan Robert Gates pada Selasa pekan lalu mengatakan, “Faktanya pemerintah-pemerintah bersepakat dengan Amerika Serikat karena kepentingan mereka. Bukan karena mereka suka kami, mempercayai kami, dan bukan karena mereka percaya kami bisa menjaga rahasia.”

Beberapa hal yang terungkap sejauh ini di antaranya: a) Raja Arab Saudi Abdullah berulang kali mendesak Amerika menyerang Iran buat menghentikan program nuklirnya, b) Departemen Luar Negeri meminta utusan-utusan Amerika di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa dan di mana pun untuk mendapatkan kartu kredit nomor ponsel, alamat e-mail, kata kunci, dan data lain dari para diplomat asing dan para pejabat PBB, termasuk Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon, c) Politbiro Cina memerintahkan penyusupan ke dalam sistem komputer Google di dalam negeri dalam suatu kampanye sabotase yang membidik komputer-komputer pemerintah Amerika Serikat, komputer pemerintah sekutu Barat-nya sejak 2002. 

Sementara itu, kemarin WikiLeaks siap merilis dokumen “jaminan raksasa” jika situsnya dimatikan. Julian Assange, pendiri WikiLeaks, telah mendistribusikan di Internet tentang pecahan dokumen-dokumen tak disensor, yang diduga termasuk bab BP dan Teluk Guantanamo. 

Salah satu dokumen diidentifikasi akhir pekan lalu oleh The Sunday Times--disebut dokumen “asuransi atau jaminan”--yang telah diunduh oleh puluhan ribu para pendukung WikiLeaks dari Amerika hingga Australia. Assange memperingatkan bahwa siapa pun pemerintahan yang mencoba mengurangi aktivitasnya berisiko memicu banjir baru terbukanya rahasia-rahasia negara dan komersial. 

Dokumen militer soal Teluk Guantanamo disuplai oleh Bradley Manning, sumber primer Assange sebelum ditahan pada Mei lalu. Dokumen-dokumen yang sudah dimintai konfirmasi dimiliki Assange, yakni video serangan udara Amerika di Afganistan yang menewaskan warga sipil, British Petroleum dan Bank of America.

Reuters | The Sunday Times | Fox News | Dwi Arjanto

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hasil Australian Open 2024: Aryna Sabalenka Pertahankan Gelar, Kalahkan Zheng Qin Wen di Final

27 Januari 2024

Petenis Belarus Aryna Sabalenka berpose dengan pialanya setelah memenangkan Austrlian Open pada 27 Januari 2024. REUTERS/Eloisa Lopez
Hasil Australian Open 2024: Aryna Sabalenka Pertahankan Gelar, Kalahkan Zheng Qin Wen di Final

Dengan menjuarai Australian Open 2024, Aryna Sabalenka memenangi dua dari tiga final Grand Slam dalam rentang waktu 13 bulan.


Hasil Australian Open 2024: Singkirkan Coco Gauff, Aryna Sabalenka Kembali Capai Babak Final

25 Januari 2024

Aryna Sabalenka dari Belarusia merayakan setelah memenangkan pertandingan semifinal melawan Coco Gauff dari AS dalam turnamen Australia Terbuka di Melbourne Park, Melbourne, Australia, 25 Januari 2024. REUTERS/Eloisa Lopez
Hasil Australian Open 2024: Singkirkan Coco Gauff, Aryna Sabalenka Kembali Capai Babak Final

Lolos ke final Australian Open 2024, Aryna Sabalenka samai rekor Serena Williams.


Hasil Australian Open 2024: Coco Gauff Melaju ke Babak Kedua, Marketa Vondrousova Tersingkir

15 Januari 2024

Petenis Coco Gauff  saat melawan Anna Karolina Schmiedlova dari Slovakia saat pertandingan Australian Open. REUTERS/Edgar Su
Hasil Australian Open 2024: Coco Gauff Melaju ke Babak Kedua, Marketa Vondrousova Tersingkir

Coco Gauff akan bertemu rekan senegaranya Caroline Dolehide di babak kedua Australian Open 2024.a


Jelang Tampil di Australian Open 2024, Emma Raducanu Melihat Peluang Kembali ke Puncak

12 Januari 2024

Petenis Inggris Emma Raducanu. REUTERS/Angelika Warmuth
Jelang Tampil di Australian Open 2024, Emma Raducanu Melihat Peluang Kembali ke Puncak

Emma Raducanu akan menghadapi Shelby Rogers dari Amerika Serikat di babak pertama Australian Open 2024.


Emma Raducanu Lolos ke Babak Utama Australian Open 2024

3 Januari 2024

Aksi petenis Inggris, Emma Raducanu saat melawan petenis Prancis, Alize Cornet dalam turnamen US Open 2022 di Flushing Meadows, New York, AS, 30 Agustus 2022. Unggulan ke-11 asal Inggris itu menjadi juara bertahan AS Terbuka pertama yang kalah di babak pertama sejak Angelique Kerber dari Jerman pada 2017. REUTERS/Shannon Stapleton
Emma Raducanu Lolos ke Babak Utama Australian Open 2024

Absennya sejumlah pemain membuka tempat bagi Emma Raducanu di undian utama Australian Open 2024.


Mengenal Emma Raducanu, Petenis Inggris yang akan Berlaga di Auckland Classic

1 Januari 2024

Aksi petenis Inggris, Emma Raducanu saat melawan petenis Prancis, Alize Cornet dalam turnamen US Open 2022 di Flushing Meadows, New York, AS, 30 Agustus 2022. Unggulan ke-11 asal Inggris itu menjadi juara bertahan AS Terbuka pertama yang kalah di babak pertama sejak Angelique Kerber dari Jerman pada 2017. REUTERS/Shannon Stapleton
Mengenal Emma Raducanu, Petenis Inggris yang akan Berlaga di Auckland Classic

Emma Raducanu merasa terlahir kembali setelah pulih dari cedera. Petenis muda ini mesti rehat setelah operasi pergelangan kaki dan tangan


Lama Tenggelam Seusai Bikin Kejutan di US Open 2021, Emma Raducanu Kini Merasa Terlahir Kembali

1 Januari 2024

Emma Raducanu. REUTERS/Juan Medina
Lama Tenggelam Seusai Bikin Kejutan di US Open 2021, Emma Raducanu Kini Merasa Terlahir Kembali

Setelah 8 bulan absen, Emma Raducanu merasa bersemangat memulai musim baru yang akan diawali di ASB Classic di Auckland.


Kembali dari Cedera, Emma Raducanu Merasa Terlahir Kembali

30 Desember 2023

Aksi petenis Inggris, Emma Raducanu saat melawan petenis Prancis, Alize Cornet dalam turnamen US Open 2022 di Flushing Meadows, New York, AS, 30 Agustus 2022. Emma Raducanu gagal mengulang kejutan tahun 2021 setelah berhasil memenangkan Grand Slam dengan status sebagai petenis kualifikasi. REUTERS/Shannon Stapleton
Kembali dari Cedera, Emma Raducanu Merasa Terlahir Kembali

Emma Raducanu harus bertanding dari babak kualifikasi di Australian Open 2024.


Coco Gauff Mencorong di US Open 2023, Apa Kabar Emma Raducanu yang Menjadi Sensasi pada 2021?

18 September 2023

Emma Raducanu menjuarai turnamen bergengsi US Open 2021 di usianya yang kini 18 tahun. Ia mulai bermain tenis pada usia lima tahun dan menjadi petenis profesional pada tahun 2018. Robert Deutsch-USA TODAY Sports
Coco Gauff Mencorong di US Open 2023, Apa Kabar Emma Raducanu yang Menjadi Sensasi pada 2021?

Bulan ini, Coco Gauff menjadi sensansi dunia tenis setelah menjuarai US Open 2023. Lantas apa kabar Emma Raducanu, remaja yang juara pada 2021?


Novak Djokovic Capai Rekor 24 Gelar Margaret Court di US Open 2023: Saya Ingin Jadi Yang Terbaik

11 September 2023

Petenis Serbia Novak Djokovic berpose dengan pialannya setelah berhasil memenangkan US Open usai kalahkan Daniil Medvedev di final di Flushing Meadows, New York, 11 September 2023.REUTERS/Mike Segar
Novak Djokovic Capai Rekor 24 Gelar Margaret Court di US Open 2023: Saya Ingin Jadi Yang Terbaik

Novak Djokovic berhasil menyabet gelar US Open 2023 setelah mengalahkan Daniil Medvedev.