TEMPO Interaktif, Jakarta - Qantas mengancam akan menggugat Rolls Royce atas kesalahan pada mesin yang memaksanya mengandangkan armada Airbus A380 miliknya setelah peneliti keamanan mengidentifikasi masalah yang berpotensi bencana pada turbin pesawat.
Perusahaan penerbangan Australia itu mengandangkan enam A380 miliknya menyusul insiden pada 4 November lalu, ketika salah satu superjumbo dengan 469 penumpang itu terpaksa melakukan pendaratan darurat setelah salah satu dari empat mesin hancur di udara.
Penumpang mendengar ledakan keras, 15 menit setelah pesawat meninggalkan Singapura menuju Sydney dan puing-puing dari mesin Trent 900 bertebaran di Batam, Indonesia.
Sebuah penyelidikan oleh Biro Keselamatan Transportasi Australia telah menunjuk penyebab disintegrasi mesin adalah retak pada pipa mesin.
"Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan risiko retak, kebocoran minyak dan kegagalan mesin dari api minyak yang dihasilkan," kata penyelidik Australia.
Mereka telah merekomendasikan Rolls Royce mengambil tindakan segera untuk memperbaiki kesalahan itu.
Peneliti Australia telah mengatakan kepada produsen mesin Inggris itu untuk mengatasi masalah keamanan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjamin keselamatan operasi penerbangan di pesawat transport yang dilengkapi dengan mesin seri Rolls-Royce Trent 900.
Peringatan oleh Biro itu adalah yang kedua oleh pihak berwenang tahun ini.
Empat bulan lalu, Badan Keselamatan Penerbangan Eropa mengeluarkan peringatan yang menyoroti bahaya bahwa turbin bisa menyelinap mundur dalam casingnya, yang berpotensi mengarah ke mati mendadak.
TELEGRAPH | ERWIN Z