Departemen Luar Negeri mengatakan Amerika menolak klaim sebagai "faktual tidak benar, tidak sensitif dan sangat provokatif. "
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, PJ Crowley, bilang pernyataan tersebut dapat merusak upaya-upaya Amerika untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian yang macet antara Israel dan Palestina dan bisa memicu kekerasan.
"Kami telah berulang kali menyerukan dengan para pemimpin Otoritas Palestina perlu selalu untuk memerangi segala bentuk de-legitimasi Israel, termasuk penolakan sejarah Yahudi terkait ke kawasan itu," katanya kepada wartawan hari ini.
"Seperti Amerika Serikat telah lama mempertahankan, status Yerusalem harus diselesaikan dalam perundingan akhir antara para pihak," imbuh Crowley. "Kami menyadari bahwa Yerusalem adalah sangat penting untuk kedua Israel dan Palestina, buat orang Yahudi, buat Muslim dan Kristen di manapun."
Akhir pekan lalu, seorang pejabat senior Palestina mendukung sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa Tembok Ratapan, situs paling suci di mana orang Yahudi dapat berdoa, adalah properti umat Islam dan tidak ada hubungannya dengan Yudaisme. Studi ini telah menarik kritik keras dari Israel, namun Al-Mutawakil Taha, Deputi Menteri Penerangan Palestina, mengatakan dokumen tersebut adalah posisi resmi dari Otoritas Palestina.
AP | dwi arjanto