Sebuah kawat yang dikirim dari Kedutaan Besar AS di Singapura Juni 2009 menyebut Pemimpin Korea Utara Kim Jong Il sebagai pria tambun bertubuh lembek. Kawat dari Seoul Korea Selatan pada bulan berikutnya menyebutkan dia mengalami gagal jantung. "Analis Korea Selatan yakin KJI tidak akan bertahan tiga sampai lima tahun lagi, meski belakangan kondisinya membaik."
Tiga bulan kemudian diplomat AS di Cina mengatakan kondisi Kim membaik. Mengutip seorang diplomat Cina yang bertemu Kim pada Oktober 2009, kawat diplomatik itu menyebut berat Kim menyusut ketimbang tiga tahun lalu.
Diplomat Cina itu sempat bertanya apakah Kim masih melakoni kebiasaannya menenggak alkohol. "Kim said yes," tulis dokumen itu.
Washington mendapat kabar tentang kesehatan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Seyed Ali Khamenei dari seorang pengusaha. Dari mantan Presiden Iran Ali Akbar Rafsanjani, pengusaha itu mengabarkan Sang Imam Besar menderita leukimia. "Mungkin akan meninggal dalam hitungan bulan," tulis dokumen yang keluar pada Agustus 2009.
Khamenei terpilih pada 1989 menggantikan Imam terdahulu Ayatullah Khomenei. Dia merupakan figur sentral yang mempengaruhi rezim Iran, termasuk Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Kawat diplomatik itu menyatakan kesehatan Sang Imam bisa mempengaruhi hubungan AS-Iran.
Dokumen lain menyebutkan, tidak seperti Ahmadinejad, Khamenei mau berdiskusi dengan AS tentang Program Nuklir Iran. "Keinginan berbicara dengan AS tentang nuklir datang dari Khamenei, Presiden Ahmadinejad bukan penentu kebijakan dalam masalah ini," tulis diplomat AS di Cina, September 2009.
CNN | REZA M