Dianggap sebagai satu dari “dua ibukota sepeda” Eropa, bersama Amsterdam, Kopenhagen menetapkan lebih mementingkan sepeda ketimbang orang dan gowes sangat populer sehingga banyak jalur sepeda dapat menjadi sesak.
Kemacetan wahana-wahana dua roda itu, terutama di jalan reguler di Noerrebrograde utama dipakai oleh sekitar 36 ribu sepeda saban hari. “Anda harus melipat siku ke depan untuk maju dan beberapa pengendara sepeda tidak selalu bijaksana,” komplain seorang mahasiswa sebuah universitas, Lea Bresell, 22 tahun.
“Pembangunan jalan layang sepeda datang tepat pada waktunya,” bungah juru bicara Danish Cyclist Federation, Frits Bredal, hari ini di Kopenhagen.
The Straits Times | dwi a