Dalam laman pengantarnya, wikileaks membuka dokumen rahasia ini agar orang-orang mendapat pandangan tentang Kebijakan Luar Negeri AS yang belum pernah didapat sebelumnya.
Surat-surat itu berasal dari 1966 sampai Februari 2010. Berisi setumpuk keterangan mulai menyebut Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin sebagai "anjing pemimpin", menyamakan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dengan Adolf Hitler, sampai permintaan pemimpin-pemimpin negara Arab agar AS menghujani Iran dengan serangan udara.
Dokumen itu berasal dari 274 kantor kedutaan besar, konsulat, dan misi diplomatik AS di berbagai belahan dunia. Indonesia tampak jadi satu fokus utama kebijakan luar negeri mereka. Kedutaan AS di Jakarta menempati posisi 16 dengan "sumbangan" 98 dokumen rahasia berklasifikasi secret, 1.452 dokumen confidential, dan 1.510 dokumen bukan rahasia atau unclassified.
Sumber dokumen terbanyak berasal dari Kementerian Luar Negeri AS, lalu Kedutaan AS di Ankara Turki, dan Kedutaan Baghdad Irak.
Washington mengutuk pembocoran tersebut. "Ini membahayakan diplomat, intelijen, dan warga dunia yang meminta bantuan AS untuk meningkatkan demokrasi," ujar pernyataan resmi Gedung Putih.
Satu bocoran yang paling kontroversial adalah instruksi Washington untuk memata-matai petinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Melalui juru bicaranya, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon, belum bisa berkomentar. Tapi, "kami memantau laporan tersebut," kata Farhan Haq.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, PJ Crowley membantah tudingan tersebut. "Diplomat kami bekerja seperti diplomat lainnya, tidak terlibat aktivitas intelijen," katanya.
Namun situs itu belum melansir seluruh dokumen yang mereka miliki, termasuk bocoran dari Kedutaan AS di Jakarta. Sampai siang ini, baru 219 dokumen yang terpampang.
GUARDIAN | REZA M