Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak, Kamis (25/11), menerima pengunduran menteri pertahanannya, dua hari setelah serangan artileri Korea Utara. Negeri gingseng ini dianggap lamban bereaksi.
Menteri Kim Tae-young juga pernah mengajukan pengunduran diri karena kapal perang Korea Selatan, Cheonan, ditengggelamkan oleh torpedo Korea Utara, Maret lalu. Akibat penembakan tersebut, 46 angkatan laut Korea Selatan tewas.
Lee, Kamis waktu setempat, menerima pengunduran itu. "Ini sebuah atmosfer di lingkungan militer dan bentuk tanggung jawab atas seluruh insiden," kata pejabat di kantor kepresidenan.
Selasa (23/11) lalu, Korea Utara menghujani Kepulauan Yeonpyeong dengan artileri berat menyebabkan dua penduduk sipil dan dua serdadu tewas, serta merusak lusinan rumah. Menurut sejumlah anggota partai pimpinan Lee dan kelompok oposisi di parlemen, militer Korea Selatan terlalu lamban bereaksi.
Menanggapi ketegangan di Semananjung, Cina menjukkan ekspresinya atas latihan perang bersama antara Amerika Serikat dan Korea Selat di Laut Kuning. Latihan ini dianggap oleh Korea Utara sebagai bentuk provokasi peperangan, sehingga negeri ini mengancam akan melakukan serangan lagi.
Usai saling serang di kepulauan tersebut, Seoul mengerahkan sejumlah angkatan perangnya ke kepulauan dekat perbatasan kedua negara. Adu senjata ini kian meruncing ketegangan di kawasan.
Oleh karenanya, Amerika Serikat merasa perlu meminta Cina menekan sekutunya Korea Utara. Namun, juru bicara menteri luar negeri Cina di Beijing mengatakan yang dibutuhkan saat ini adalah mempertemukan enam negara temasuk dua Korea, Rusia, Cina, Jepang, dan Amerika Serikat untuk melakukan pembicaraan.
REUTERS | CHOIRUL