Gary Knowles, Komandan Kepolisian Tasmania, telah menyampaikan kematian para penambang tersebut kepada anggota keluarga mereka.
Para pejabat kepolisian mengatakan, saat operasi penyealamatan dilakukan, tim penyelamat memberikan suplai oksigen ke dalam tambang yang berisi karbon monooksida dan metana karena di dalam tambang bawah tanah kandungan oksigennya sangat sedikit.
Otoritas setempat menambahkan, selain itu mereka memasukkan dua robot militer disertai kamera ke dalam tambang namun mereka tak menemukan tanda-tanda kehidupan kecuali helm salah satu pekerja tambang. Helm tersebut, jelas polisi, dibuang oleh salah seorang dari dua penambang yang berhasil lolos saat ledakan terjadi.
Salah satu robot, Selasa kemarin, sempat rusak. Namun setelah diperbaiki, kini, bisa digunakan kembali, kata Peter Whittall, CEO Pike river Coal yang memiliki kawasan tambang tersebut. Whittall katakan, robot ke tiga masih berada dalam tambang..
Ke-29 penambang yang tewas berusia antara 17 tahun hingga 62 tahun hilang sejak Jumat pekan lalu, ketika sebuah ledakan terjadi di tambang batubara Greymouth. Hampir seluruh pekerja tambang berasal dari Selandia Baru, namun sebagian di antaranya ada yang dari Skotlandia dan Afrika Selatan.
Mereka diperkirakan berada di sekitar kawasan tambang dan kemungkinan masih terperangkap di salah satu area tambang.
Whittall dan Knowles mengatakan potensi ledakan di dalam tambang sangat berbahaya. "Tambang tersebut sangat berbahaya. Anda tak mungkin bisa hidup di dalamnya," ujar Whittall.
Selasa kemarin, pejabat setempat menujukkan rekaman kamera pengawas kepada anggota keluarga penambang dan sejumlah wartawan tentang ledakan tambang yang terjadi Jumat lalu. Selama beberapa menit, video tersebut merekam debu berterbangan dan kamera tertutup asap putih yang keluar dari terowongan sebelum terjadi ledakan besar.
"Video menujukkan gambar telah terjadi ledakan dan berlangsung lama," kata Whittall.
Dia lanjutkan, video itu merekam gambar dari jarak 2,5 kilomter dari pusat ledakan. Menurut beberapa pejabat yang berwenang, rekaman gambar itu sengaja ditunjukkan kepada anggota keluarga dan wartawan sebagai suatu ilustrasi bahwa "betapa bahayanya memasuki kawasan tambang," katanya.
CNN | CHOIRUL