Konflik Hamas-Fatah, yang meletus dalam perang pada tahun 2007, telah merusak deklarasi mereka untuk merebut kembali tanah yang diduduki (Israel), memicu dengan cepat kekuatan-kekuatan asing -Suriah, Iran, Amerika Serikat dan Mesir-- mempengaruhi politik rakyat Palestina.
Pembicaraan ini adalah yang kedua sejak September dan dirancang untuk mengatasi pengendalian keamanan Palestina, yang terbelah antara Jalur Gaza (dikendalikan Hamas) dan Tepi Barat yang dioperasikan Fatah.
“Kami belum mencapai kesepakatan,” ujar pejabat Fatah, Azzam al-Ahmad, yang merupakan kelompok sekuler yang loyak kepada Amerika Serikat dan penyokok Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, kepada reporter di Damaskus. Pejabat Palestina yang lain menyebut dua pihak juga gagal menyepakati sebuah tanggal tenggat untuk perundingan babak ketiga, tapi membatasi memberikan detilnya.
Pembicaraan kali ini dimulai sejak Selasa lalu, dengan delegasi Fatah termasuk pejabat senior intelijen Majid Farah dan Deputi Pemimpin Hamas, Moussa Abu Marzouk yang memimpin timnya. Fatah secara efektif menentang kendali keamanan Otoritas Palestina setelah membersihkannya dari para simpatisan Hamas.
Reuters | dwi a
Baca Juga: