Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Partai Militer Dipastikan Menangi Pemilu Burma

image-gnews
AP/Khin Maung Win
AP/Khin Maung Win
Iklan

TEMPO Interaktif, Rangoon -Dua partai yang didukung militer dipastikan akan memenangi pemilihan umum Burma yang berlangsung Ahad lalu. Pemilu ini merupakan yang pertama dalam 20 tahun terakhir. Tapi dunia mengutuk pemilu tersebut karena dinilai sarat kecurangan.

Kedua partai itu adalah Partai Pembangunan dan Solidaritas Bersatu (USDP) serta Partai Persatuan Nasional (NUP). USDP, yang sangat dekat dengan pemimpin junta militer, Jenderal Than Shwe, memperebutkan 1.163 kursi, hampir semua kursi, sedangkan rival utamanya, NUP, memperebutkan 999 kursi.

Seperti dilaporkan kemarin, jumlah yang diperebutkan kedua partai yang dikenal konservatif dan otoriter itu jauh dari jumlah kursi yang diperebutkan dua partai prodemokrasi. Partai Pasukan Demokrasi Nasional hanya memperebutkan 163 kursi, sedangkan Partai Demokrat kebangsaan Shan 157 kursi.
 
Besarnya jumlah kursi tersebut diperkirakan akan memberikan keleluasaan kepada USDP dan NUP untuk memenangkan pemilu sehingga pemerintahan pun kembali dikuasai militer. “Tidak ada keraguan, pemerintahan baru nanti akan dipegang militer yang berbaju sipil,” kata ahli studi Asia dan hubungan internasional Universitas Canberra, Christopher Roberts. 
 
Partai prodemokrasi memang sulit untuk memenangi pemilu. Selain karena sejumlah aturan yang sengaja dibuat untuk menjegal mereka, hal itu karena pemilu dipenuhi kecurangan oleh partai militer. Pengamat independen Burma melaporkan adanya intimidasi dan suap. Mereka juga menemukan intervensi junta yang begitu luas, baik saat kampanye maupun pemungutan suara, khususnya di daerah pedesaan.
 
Di wilayah Karen, seorang kandidat USDP membayar kepala desa sebesar 200 ribu kyats atau Rp 1,8 juta. Di wilayah Rakhine, orang-orang tua diberi kacamata baca dan pasien rumah sakit diberi 50 ribu kyat oleh kandidat pemerintah. Beberapa desa lainnya juga dijanjikan jalan baru atau lampu jalan.
 
Kontrol militer terhadap pemilu memicu kemarahan kelompok pejuang etnis minoritas. Mereka, yang berjumlah 40 persen dari populasi, memperingatkan perang sipil bisa meletus jika militer berusaha melakukan sentralisasi konstitusi dan mencabut hak mereka. 
 
Peringatan mereka ternyata bukan isapan jempol. Ahad sore, setelah pemungutan suara usai, terjadi bentrokan antara pejuang etnis Karen dan tentara pemerintah. Petugas Thailand mengatakan pertempuran utama terjadi di Kota Myawaddy, perbatasan antara Burma dan Thailand. Baku tembak dan lemparan mortir yang berlanjut hingga Senin sore mendesak ribuan pengungsi lari ke Thailand. Peristiwa ini mengakibatkan tiga tewas dan 10 orang terluka.
 
REUTERS | AP | GUARDIAN | BBC | SUNARIAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular piton. shutterstock.com
Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.


Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Ilustrasi Facebook. (AP Photo/Thibault Camus)
Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar


16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

Pemimpin junta militer Myanmar Than Shwe. AP /David Longstreath
16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.


PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

Massa yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia melakukan aksi unjuk rasa solidaritas untuk Muslim Rohingya di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (5/8). ANTARA/Ardiansyah Indra Kumala
PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.


Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Aung San Suu Kyi mendapat gelar doctor honoris causa di Oxford University
Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.


Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Aung San Suu Kyi. AP/Khin Maung Win
Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?


Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla didampingi Menteri Urusan wilayah Perbatasan  Myanmar Letnan Jenderal Thein Htay mengunjungi barak pengungsi etnis Rohingya di Thet Kay Pyin, Ibukota negara bagian Rakhine Sittway, Myanmar, Sabtu (11/08). ANTARA/HO-Dokumentasi-JK
Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.


Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Sejumlah aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) membawa poster saat berunjukrasa di perempatan vetaran, Malang, Jawa Timur, Rabu (1/8). ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.


Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Sejumlah pengunjuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Rohingya (AMPERA) melakukan aksi solidaritas untuk masyarakat muslim Rohingya, di Bundaran Majestik Medan, Sumut, Selasa (7/8). ANTARA/Irsan Mulyadi
Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.


KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

Sejumlah wanita suku Rohingya, yang bisanya tinggal di perbatasan Myanmar Bangladesh, berjalan untuk mengambil air di kamp pengungsian di Kutupalong, Bangladesh (7/3). Foto disiarkan hari ini (13/3).  AP/Pavel Rahman
KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.