Di Anbar, bom menyerang mobil walikota Kubaisa, Ziyad al-Kubaisi. Bom meledak saat al-Kubaisi melakukan perjalanan ke kota Hit, sekitar 160 km di barat Baghdad. Menurut sumber di kepolisian provinsi yang menolak namanya ditulis, bom langsung menewaskan sang walikota dan melukai rekannya. Bom lain juga meledak di provinsi ini, yakni di sisi jalan dekat patroli polisi. Peristiwa ini menewaskan seorang polisi dan melukai yang lainnya.
Di tempat terpisah, sebuah bom di pinggir jalan menghantam patroli tentara Irak. Insiden ini membuat kendaraan militer hancur dan melukai empat tentara.
Di Baghdad, tiga petugas kementrian dalam negeri yang bekerja di departemen anti terorisme terluka saat sebuah bom tongkat dilempar ke arah kendaraan mereka.
Kekerasan dan serangan sporadis terus mengguncang kota-kota Irak. Padahal negara ini masih berduka saat sebuah gereja Katolik di Baghdad diserang oleh kelompok militan yang menyebabkan puluhan orang tewas. Kondisi ini menyebabkan petugas memperketat pintu masuk ke dalam kota dan memberlakukan jam malam.
Serangan-serangan ini diduga dilakukan oleh militan jaringan al-Qaidah. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Selasa lalu, kelompok terdepan al-Qaidah di Irak mengancam menggelar banyak serangan, dan target yang sudah ditetapkan adalah umat Kristen dimanapun mereka berada. Kelompok Islamic State of Iraq, juga mengklaim bertanggung jawab terhadap serangan gereja Ahad lalu.
Meningkatnya aksi kekerasan membuat Baghdad tampak sepi Rabu lalu. Jalan-jalan yang biasanya ramai tampak lengang. Thiea Ali, pedagang pakaian 25 tahun, mengaku tak mendapatkan satupun pembeli selama sehari di tokonya di Mansour, dekat Baghdad. “Apa yang terjadi kemarin merupakan bencana,” katanya.
PEOPLE DAILY | WSJ | SUNARIAH