Meluapnya air di sungai-sungai mulai menggenangi wilayah selatan pada Senin malam setelah berhari-hari terjadi hujan deras, menyebabkan 8 orang tewas di provinsi Songkhla, dua di Pattani dan masing-masing satu di Satun dan Surat Tani.
Ribuan tentara telah didikirim ke daerah-daerah itu untuk membantu warga yang terdampar di rumah-rumah mereka setelah banjir bandang melanda Hat Yai, sebuah kota yang berpenduduk lebih dari 150 ribu orang.
Menurut Departemen Penanggulangan dan Mitigasi Bencana Thailand, tiga warga lainnya juga tewas di daerah utara, dimana banjir mulai menerjang pada 10 Oktober lalu, yang membuat jumlah korban secara nasional hingga hari ini mencapai 122 orang.
Sejauh ini lebih dari enam juta warga yang terkena dampak banjir, dengan ratusan rumah terendam dan lahan-lahan pertanian atau peternakan hancur. Perdana Menteri Abhisist Vejjajiva menggambarkannya sebagai “bencana alam yang besar”.
Di Hat Yai, banjir kilat cepat menurun. Ratusan warga berkumpul untuk membersihkan jalan-jalan utama yang sebelumnya diakses dengan perahu. “Ini akan memakan waktu tiga hari untuk membuang dan membuat kota bisa ditinggali seperti sedia kala,” kata Walikota Hat Yai, Prai Pattano dalam pembicaraan telepon dengan AP hari ini. “Satu-satunya kekhawatiran saya saya adalah pelayanan air bersih masih belum berfungsi dan warga belum bisa mendapatkan air bersih secara normal.”
The Straits Times | AP | dwi a