TEMPO Interaktif, Sidney - Penumpang pesawat Qantas Airbus A380 yang mengalami kecelakaan di udara panik ketika mendengar suara ledakan tak lama setelah pesawat lepas landas dari Bandara Changi Singapura menuju Sidney, Kamis (4/11).
Seorang penumpang Christopher Lee mengatakan kepada Radio ABC bahwa ada ledakan sekitar 15 menit setelah tinggal landas.
"Setelah meninggalkan Singapura ada ledakan, ada ledakan keras diikuti dengan yang lain, dan kemudian terdengar suara berderik dari kabin," katanya.
Ia mengatakan beberapa penumpang kemudian memperingatkan staf kabin bahwa ada bunyi ledakan dan terlihat ada asap setelah terjadi ledakan.
"Saat itu kami masih posisi di take-off. Tanda di sabuk pengaman juga masih menyala. Staf kabin kemudian datang memeriksa dengan sangat cepat dan memberitahu ke pilot agar waspada," kata Lee.
Setelah mengetahui kejadian di kabin penumpang itu, pilot segera melakukan pendaratan yang hasilnya cukup bagus.
Lee mengatakan ia sering melakukan penerbangan internasional. "Kalau tidak satu minggu, kadang-kadang dua minggu sekali, dan pendaratan itu adalah salah satu yang mulus," katanya.
Menyusul terjadi insiden tersebut, Qantas langsung menghentikan semua layanan A380 sampai pemberitahuan lebih lanjut. Maskapai ini mengatakan pesawat berpenumpang 433 orang dan 26 awak yang mengalami kejadian itu mendarat di Bandara Changi dengan mulus dan semua yang ada dalam pesawat baik-baik saja.
Bos Qantas Alan Joyce mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan tahap awal mengenai penyebab insiden tersebut, seperti kemungkinan gangguan mesin.
Joyce mengatakan enam penerbangan pesawat A380 telah ditangguhkan. "Sampai kami yakin, kita memahami alasan untuk hal ini. Kami melihat apa yang perlu kita lakukan untuk melanjutkan penerbangan yang aman dengan armada kami," ujarnya.
ABC NEWS l BASUKI RAHMAT