Kota berpenduduk 16 juta jiwa itu mengalami pertarungan kekerasan politik paling serius dalam tahun-tahun belakangan ini, dengan 85 oran tewas setelah seorang anggota parlemen tewas tertembak pada Agustus lalu dan lebih dari 70 orang lainnya sejak Sabtu, sebelum pemungutan suara untuk memilih anggota parlemen penggantinya.
Kekerasan, yang terjadi antara partner kialisi saling menyalah satu sama lain, mengirim gelombang kejut terhadap pemerintah pusat yang lemah menjelang perundingan strategis dengan Amerika Serikat pekan ini dan sebagai pertempuran menangani dampak banjir bandang.
“Belum ada keputusan yang diambil untuk mengirim tentara ke Karachi,” ujar Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani kepada wartawan di ibukota Islamabad, tengah malam tadi. “Saya percaya bahwa kepemimpinan politik akan bisa mengendalikan situasi di Karachi.”
The Washington Post | dwi a