Iran telah meremehkan dampak sanksi-sanksi internasional, yang diperketat pada bulan Juni, dan laporan berita mengatakan sebelumnya bahwa perusahaan penerbangan Iran mengalami kesulitan pengisian bahan bakar di luar negeri adalah bagian dari "perang psikologis."
Tapi ketika ditanya tentang isu itu dalam konferensi pers mingguannya, juru bicara Kementrian Luar Negeri Ramin Mehmanparast berkata, "Sayangnya, beberapa perusahaan Barat telah mengadopsi kebijakan-kebijakan yang buruk."
Baca Juga:
“Saran kami kepada pemerintah mereka tidak akan bertindak di luar standar dan bahkan resolusi ilegal,"sergah Mehmanparast, merujuk pada sanksi-sanksi baru Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertujuan menekan Iran atas program nuklirnya.
Shell Kerajaan Belanda adalah di antara yang pertama memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak mereka untuk penyediaan bahan bakar buat Iran Air, kata seorang sumber industri pada bulan Juli lalu. Perusahaan-perusahaan lain sejak itu dikutip dalam laporan berita telah memotong suplai kepada maskapai penerbangan berbendera Iran.
"Berlanjutnya pendekatan ini oleh perusahaan lain akan membahayakan kepentingan mereka sendiri. Selain itu kami tidak akan mentolerirnya, dan konfrontasi dengan mereka sudah masuk dalam agenda kami,” tutur Memhamanparast. Dia tak merinci apa bentuk aksi balas dendam yang mungkin diambil dalam waktu dekat.
Baca Juga:
Reuters | dwi arjanto