TEMPO Interaktif, Washington - Pentagon hari Senin mendesak media tidak mempublikasikan dokumen rahasia AS yang akan dirilis oleh WikiLeaks. Dokumen itu terkait perang Irak.
WikiLeaks, yang pada bulan Juli merilis 70 ribu dokumen AS tentang perang Afganistan, diperkirakan segera mempublikasikan di situsnya sebanyak 500 ribu dokumen AS dari perang Irak.
Pemerintah AS pada bulan Juli mengutuk pelepasan dokumen awal, yang melukiskan gambaran suram perang di Afghanistan yang dimulai pada tahun 2001.
Juru bicara Pentagon Kolonel David Lapan mengatakan militer AS mutlak mendesak WikiLeaks "untuk mengembalikan dokumen curian ke pemerintah Amerika Serikat dan ... tidak mempublikasikan mereka." Lapan juga mengimbau kepada media berita.
"Organisasi media harus berhati-hati untuk tidak memfasilitasi bocornya dokumen rahasia oleh organisasi buruk yang dikenal sebagai WikiLeaks," kata Lapan.
"Keprihatinannya adalah bahwa WikiLeaks sebagai organisasi tidak boleh dibuat lebih kredibel dengan organisasi berita kredibel memfasilitasi apa yang mereka lakukan," katanya.
Komentar Pentagon muncul pada hari yang sama dengan pernyataan Swedia yang menolak izin bekerja dan tinggal untuk Julian Assange, pendiri WikiLeaks. [ID: nLDE69H23H]
Assange telah mendirikan kantor di Swedia dalam rangka memperoleh manfaat dari hukum perlindungan jurnalis yang ketat negara Nordik itu. Ia juga sedang diselidiki atas tuduhan perkosaan di Swedia, yang telah disangkalnya, dengan menyebut tuduhan itu tak berdasar.
Assange, warga negara Australia, dapat mengajukan banding atas keputusan itu dalam waktu tiga minggu.
REUTERS | EZ