Pemimpin Jerman menyebut itu suatu ilusi untuk berfikir bahwa Jerman dan pekerja asing dapat “hidup bahagia berdampingan”.
“Kami memiliki proyeksi kita sendiri untuk sementara bahwa mereka tak bisa tinggal, tapi itu bukan realitas,” ujarnya dalam sebuah konferensi sayap pemuda partainya Christian Democratic Union akhir pekan lalu, merujuk kepada gastarbeiters, atau pekerja asingm, yang berada di Jerman untuk mengisi kekurangan tenaga kerja selama boom ekonomi pada 1960-an.
“Tentu tendensi telah berbicara, 'mari adopsi konsep multikultural dan hidup bahagia berdampingan satu sama lain, dan berbahagia hidup bersama'. Tapi konsep ini telah gagal, dan gagal total,” ujarnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut asal dan penyebab kegagalan tersebut.
Putusan Merkel menandai suatu pergersan dalam pandangan jalur liberal sebelumnya atas imigran yang selalu bertentangan dengan sayap yang lebih konservatif di partainya. Saat ia menekankan dalam pidato yang sama bahwa para imigran disambut di Jerman dan bahwa Islam adalah satu bagian dari budaya kultur modern, dia membawa sambutannya diposisikan mendekat ke Horst Seehofer, pemimpin Bavaria dari Christian Social Union, yang pekan lalu menyerukan untuk diakhirinya imigran dari Turki dan negara-negara Arab.
Guardian.co.uk | AP | dwi a