Sikap pesimistis Cina ini amat berbeda dengan Cile. Presiden Cile Sebastian Pinera mati-matian berusaha menyelamatkan 33 penambangnya. Padahal, mereka terkubur di kedalaman 600 sampai 800 meter. Bandingkan dengan kecelakaan di Cina yang cuma 50 sampai 80 meter. Bahkan, Pinera sampai meminta bantuan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang terbiasa melakukan pelatihan kehidupan di ruang sempit. (Baca: Inspirasi dari Pinera)
Hingga kemarin, di Cina telah ditemukan 26 jasad penambang yang tewas ketika 173.500 kubik meter gas bertekanan tinggi itu bocor dan meledak di lokasi tambang tersebut. Saat ledakan terjadi, ada sekitar 276 penambang yang sedang bekerja di bawah tanah. Dari sejumlah itu, ada 239 yang selamat mencapai permukaan tanah.
"Sekitar pukul enam pagi saya merasakan keanehan pada aliran udara di dalam terowongan," kata Liu Wenbin, Deputi Kepala Teknisi Pingyu Coal & Electric Co Ltd. "Salah seorang kepala tim mengatakan hal yang sama kepada saya, dan dia telah melaporkan hal ini." Rupanya, ketika teknisi mencoba mengebor lubang untuk meredakan tekanan gas, terjadilah ledakan.
Presiden Cile Sabastian Pinera menawarkan bantuan kepada pemerintah Cina. "Negeri kami telah belajar dari pengalaman di San Jose," kata Pinera, yang sedang melawat ke Inggris. "Mereka bisa mengandalkan kami." Cile baru saja mendapat sambutan hangat dunia setelah berhasil menyelamatkan 33 penambangannya yang terperangkap di kedalaman 700 meter.
Cina sendiri pernah menyelamatkan 115 penambangnya yang terperangkap selama sepekan ketika sebuah penambangan di Provinsi Shanxi runtuh. Adapun di Cile, penambang bertahan selama dua bulan dan sempat terputus kontak dengan dunia luar selama 17 hari. Karena itu, sejumlah media menyarankan agar Beijing belajar pada Santiago.
AP | CNN | XINHUA | ANDREE PRIYANTO