Kelompok-kelompok reformis di Mesir, sebagaimana di kawasan lain seperti Iran, telah meningkatkan pergerakan di internet dan telepon-telepon seluler untuk menggalang, mobilisasi dan menentang penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah.
Mahmoud el-Gweini, penasehat Menteri Telekomunikasi Mesir, kepada AP, semalam menyatakan bahwa banyak operator ponsel mengirim aneka SMS -dikenal sebagai SMS berantai- kini harus mengajukan ijin.
Keputusan itu tak berarti untuk menekan aktivitas politik, ujarnya, tapi untuk menjaga kewaspadaan bahwa SMS "acak" dikhawatirkan menularkan isu-isu sensitif seperti ketegangan antar umat beragama atau krisis pangan yang membikin panik konsumen.
"Saat ini ada lebih dari 60 juta pemakai ponsel. Ponsel memang sudah menjadi piranti wajib tiap orang. Sangat gampan diakses," ujar el-Gweini. "Warga bisa menyalahgunakan pirantinya di tangannya dan mengirim SMS-SMS palsu atau menghasut satu sama lain."
AP | dwi arjanto