TEMPO Interaktif, BUDAPEST -Polisi Hungaria, Selasa (12/10, telah menahan Zoltan Bakonyi, direktur pelaksana MAL, perusahaan yang bertanggung jawab atas kebocoran limbah beracun di Kota Ajka pekan lalu. Ini merupakan pabrik penghasil aluminium.
Namun penangkapan itu berakibat pada bocornya perselingkuhan politik dan bisnis dalam perusahaan negara yang dijual secara buru-buru pada 1990-an itu. Bakonyi adalah putra dari Arpad Bakonyi, pengusaha yang berperan penting dalam swastanisasi perusahaan itu. Ia juga memiliki saham terbesar dan sedang terkait kasus hukum.
Kakak dari Zoltan, juga seorang pebisnis merupakan teman dekat mantan perdana menteri Ferenc Gyurcsany, yang merupakan lawan politik Orban. Jika terbukti bersalah, kata seorang juru bicara pemerintah, Zoltan terancam hukuman penjara satu dekade.
Namun kepada kantor berita Hungaria MTI, Zoltan membantah telah melanggar aturan. Kami mempelajari tiap aturan," katanya. Perdana menteri Viktor Orban mengatakan kepada anggota parlemen kemarin saat ini MAL berada di bawah kontrol negara.
Pemerintah, kata dia, juga akan mengganti kerugian masyarakat dan menjamin nasib karyawan serta sedang mengidentifikasi risiko lanjutan akibat banjir limbah beracun itu. "Tanggung jawab perusahaan itu sekarang di bawah negara," katanya.
Banjir sekitar 200 juta galon limbah beracun itu menewaskan delapan orang dan melukai ratusan lainnya. Puluhan juta dolar aset masyarakat hancur dan ratusan warga terpaksa mengungsi. Hingga saat ini, luapan limbah berwarna merah itu sejauh 15 kilometer.
Para pekerja sedang berupaya mengalihkan aliran limbah beracun itu agar tidak masuk ke Sungai Danube (Duna). Ini merupakan salah satu jalur perlintasan penting di Eropa.
Pekerja konstruksi juga sedang memperbaiki tangki yang bocor. Juru bicara Unit Perlindungan Bencana Hungaria, Gyorgyi Tottos menyatakan sekarang pekerja sudah membangun tembok penghalang dan dam darurat. "Sehingga kibat ambruknya tembok tangki tidak akan dramatis seperti sebelumnya," ujarnya.
NYT | VOICEOFRUSSIA | KANSASCITY | FAISAL ASSEGAF