Dalam pengumuman yang disampaikan panita, Kamis, di Akademi Swedia, penulis berusia 74 tahun ini dianggap mumpuni di bidangnya dengan karya tentang struktur kekuatan pemetaan.
Vargas Llosa telah menulis lebih dari 30 novel, naskah, dan esai, termasuk "Percakapan di Katedral" dan "Gedung Hijau." Novelnya yang telah mendunia ditulis pada 1960 berjudul "The Time of The Hero."
Sebelum meraih Nobel, dia beberapa kali mendapatkan penghargaan internasional. Pada 1995, dia meraih "Cervantes Prize", sebuah penghargaan sastra dalam bahasa Spanyol.
"Saya terkejut, apakah ini benar atau hanyalah guyonan" jawabnya saat diinterview untuk website Nobel Institute.
"Hadiah ini benar-benar sebuah kejutan. Saya tak bisa berkata apa-apa," katanya. "Saya tak pernah tahu kalau nama saya dicantumkan sebagai calon peraih hadiah Nobel."
Lahir di Arequipa, Peru, Vargas llosa tumbuh bersama ibu dan neneknya di kota Cochabama di Bolivia sebelum kembali ke Peru pada 1946.
Selanjutnya, dia menjadi jurnalis dan pindah ke Prancis pada 1959 bekerja sebagai guru dan wartawan Agence France Presse (AFP), serta televisi Prancis sebelum menetapkan diri sebagai penulis.
AL JAZEERA | CHOIRUL