Presiden Rafael Correa menyebut peristiwa penahanan dirinya, Kamis lalu, merupakan upaya kudeta.
Pekan lalu, sejumlah polisi protes turun ke jalan-jalan dan menahan selama 11 jam Presiden Correa di rumah sakit karena pemerintah menghapus bonus dan kompensasi yang menjadi hak mereka. Namun upaya tersebut digagalkan militer Ekuador dan membawa Correa ke Istana Presiden.
Baca Juga:
Transmisi radio kepolisian yang diperoleh kantor berita Andes, Selasa dini hari, merekam pembicaraan di tempat Correa ditahan di rumah sakit. Namun, CNN tak berhasil mengkonfirmasi kabar tersebut ke pihak independen.
"Mereka akan membunuh Correa," kata seorang pria yang tak bersedia disebutkan namannya. "Bunuh Correa dan demonstrasi ini akan berakhir."
Sementara pria lain dalam rekaman itu menyebutkan, polisi meminta Correa meneken jaminan tak akan melakukan pemotongan bonus. "Mereka tak meninggalkan tempat tersebut sebelum Correa teken janji."
"Jangan tinggalkan tempat," umpat seorang pria. "Pertama, dia harus teken selanjutnya boleh meninggalkan tempat. Jika tidak, mati!" teriak mereka.
Usai drama pembebasan Correa oleh tentara nasional Ekuador yang menewaskan empat orang, lapor Andes, lima pejabat kepolisian ditahan. Di antara yang ditahan adalah pensiunan angkatan darat Mayor Jenderal Fidel Araujo. Araujo adalah aktivis partai politik Patriotic Society pimpinan bekas Presiden Lucio Gutierrez.
Correa menyebut, Guiterrez bekas presiden 2003-2005, berada di balik seluruh kejadian penahanan terhadap dirinya. Namun Guiterrez mengaku kepada CNN bahwa dirinya tak terkait sama sekali dengan kejadian itu. Saat itu dia berada di luar negeri.
CNN | CHOIRUL