Selama kunjungan para rabbi ke masjid di desa Beit Fajjar, warga Palestina membeberkan halaman-halaman dari kitab Quran yang dibakar. Masjid itu sendiri kondisinya tidak rusak parah.
Warga Palestina dan Israel sama-sama mengutuk pembakaran itu. Para penyerang meninggalkan tulisan dalam slogan-slogan bahasa Ibrani di dinding-dinding masjid, termasuk kata “balas dendam”.
Tampaknya tindakan terbaru itu dalam satu kampanye bahwa ekstrimis pemukim Yahudi menyerukan “harga mati”, sebagai respon mereka atas langkah pemerintah Israel untuk menghapus pos-pos pemukiman yang tidak valid dan langkah lainnya yang serupa.
Politisi Israel memang bergegas mengutuk serangan yang terjadi pada Senin (4/10) lalu itu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukan keamanan untuk “bertindak tegas” menyeret pelaku pembakaran. Menteri Pertahanan Ehud Barak menggambarkannya sebagai “tindakan memalukan”.
Aksi serangan itu muncul ketika Israel, Palestina dan negoisator Amerika Serikat mencoba untuk menyelamatkan perundingan damai dengan bekerja penuh untuk suatu kesepakatan atas pembangunan pemukim Yahudi di Tepi Barat.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menyatakan dia tak akan melanjutkan perundingan yang dimulai bulan lalu oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama jika Israel tak melansir penghentian baru pembangunan pemukiman. Israel menolak, tapi Netanyahu telah memohon kepada Abbas untuk tetap dapat bernegoisasi.
Rabbi Menachem Froman dari Tekoah, dekat pemukiman, memimpin kunjungan rekonsiliasi pada Selasa siang itu, mengatakan bahwa siapa yang berkomtimen menyerang adalah “melawan perdamaian”. Froman bilang ini adalah kunjungan ketiga ke sebuah masjid di Tepi Barat yang rusak akibat serangan pembakaran yang dilakukan oleh para pemukim Israel.
AP | Reuters | dwi arjanto