Polisi Negara Bagian Australia Barat bilang insiden itu sungguh tak bisa diterima, dan bukan tipikal pemakaian Taser oleh kalangan berwenang. Bahkan Perdana Menteri Negara Bagian, Colin Barnett hari ini menyebutnya sebagai pelanggaran utama dari prosedur dan meminta peninjauan kembali panduan Taser.
Video yang beredar juga memancing pertanyaan di Australia timur atas kematian seorang pria Sydney kemarin setelah polisi menyetrum dadanya dengan sebuah senjata Taser. Rekaman video sirkuit tertutup dari insiden itu telah meluas sejak kemarin, ketika Komisi Kejahatan Negara melansir sebuah laporan ke parlemen negara bagian yang mengutip kasus pada Agustus 2008 sebagai salah satu contoh perwira polisi salah menggunakan pistol setrum.
Dalam video itu, seorang pria tak bersenjata yang menolak untuk dibawa ke fasilitas penahanan di Perth menjerit-jerit kesakitan setelah dicolok dengan sebuah pistol setrum sebanyak delapan kali ketika dikepung oleh sembilan petugas polisi. Dia juga disetrum sebanyak lima kali namun tak terekam kamera.
Polisi telah melakukan penyelidikan internal setelah insiden itu dan dua perwira senior didenda 1200 dollar Australia (US $ 1148) dan AU $ 750 karena menggunakan kekuatan yang berlebihan.
Barnett mengatakan ia melihat video kemarin dan berpikir sembilan polisi mungkin memiliki hak terbatas dalam cara yang kurang ekstrim. "Itu adalah penggunaan berlebihan dari Taser dan tidak bisa dibenarkan," katanya hari ini. "Saya pikir siapa pun yang melihat cuplikan video itu menyebut bahwa hal itu benar-benar tak bisa diterima."
AP | dwi arjanto