Di tengah-tengah Amerika Serikat berupaya menyelamatkan perundingan damai Palestina-Israel yang baru diluncurkan, Otoritas Palestina mencemaskan para pemukim Yahudi mencoba memicu (kerusuhan) wilayah dengan membidik masjid-masjid dan kebun-kebun zaitun.
Sebuah masjid di desa Palestina, Beit Fajar, utara kota Hebron, Tepi Barat, telah dibakar pada Senin pagi kemarin, dan menurut sumber-sumber Palestina, ada tulisan yang menghujat Nabi Muhammad disemprotkan ke beberapa dinding.
Sekitar 200 aktivis kanan Yahudi bilang keputusan pemerintah untuk menutup lokasi tempat suci El Matan, tapi bukan masjid di dekat desa Palestina adalah “diskriminasi”.
Semalam, puluhan pemukim berkumpul di dekat Burin dan menuntut bahwa masjid di desa Palestina harus dihancurkan, Mereka mengklaim menara masjid dipakai untuk melacak gerakan para pemukim dan karena itu membahayakan mereka.
“Demonstrasi di Burin adalah indikasi para pemukim Yahudi berencana menyalakan kawasan dengan tujuan menyabotase perundingan,” tegas pejabat Palestina, Ghassaan Daglas hari ini. Menurutnya, Palestina telah mengidentifikasi meningkatnya aktivitas di bagian para pemukim yang selalu tampaknya suatu penerobosan dalam perundingan damai.
“Pelecehan oleh para pemukim meningkat setiap kali ada beberapa pengembangan diplomatik atau ketika utusan Amerika Serikat dan perwakilan-perwakilan lain mengunjungi kawasan dengan tujuan untuk menjungkalkan proses (damai),” ujarnya lagi.
Daglas menyebut Yahudi Tepi Barat sengaja menargetkan ladang pertanian dan kebun zaitun, yang disebutknya “suci bagi warga Palestina”, sebagaimana masjid-masjid, yang “suci bagi kaum Muslim”. “Mereka menyerang masjid-masjid di Yasouf dan Luban, dan pagi ini mereka juga membakar masjid Beit Fajar. Aksi-aksi itu menunjukkan mereka mencoba mengalihkan konflik ke aspek-aspek keagamaan,” sergahnya.
Ynetnews | dwi a