Marina Silva, 52 tahun, mantan Menteri Lingkungan Hidup, tak lama dalam persaingan bahwa kini digandeng kandidat kiri Dilma Rousseff, penerus Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, menghadapi Jose Serra, mantan Gubernur negara bagian Sao Paulo.
Tapi setelah penangkapan yang tak terduga sebesar 19 % dari para pemilih dan memaksa pemungutan suara putaran kedua. Murid aktivis Amazon mendiang Chico Mendes yang lembut berbicara itu tengah didekati oleh kedua kubu yang bersaing yang berbeda dalam pandangan dalam isu-isu ekonomi seperti lingkungan hidup, korupsi politik, agama dan aborsi.
Rousseff, 62 tahun, mantan Menteri Kepala Kabinet da Silva, masih menjadi favorit setelah menggaet 47% suara, dibandingkan dengan Serra yang cuma mendulang 33 %. Tapi dukungan terhadap Bu Rousseff agak menurun dalam beberapa pekan terakhir.
Seorang kandidat dengan mudah memenangi kursi dalam ronde pertama bila menggaet lebih dari 50 persen suara. Rousseff ditinggalkan oleh beberapa pendukungnya di tengah tudingan skandal korupsi terbaru dan debat apakah dia menyokong hukum aborsi.
Kebanyakan dari suara mereka lari ke Marina Silva, calon dari Partai Hijau yang pro lingkungan hidup. Menurut sejumlah pengamat, aktivitas dan pidato yang polos membuatnya menarik hati para pemilih yang lelah atas endemi korupsi, sementara keyakinannya membuatnya menarik bagi penganut Kristen Evangelis yang sangat memperhatikan soal isu aborsi.
Dalam putaran pertama, baik Rousseff dan Serra mempresentasikan diri mereka sebagai pengawal baik ekonomi Brazil yang saat ini booming dalam kontes tanpa perdebatan tentang isu-isu besar. Kampanye yang tak bernyawa membuat banyak pemilih frustrasi.
“Ini adalah hal baik bahwa kita punya putaran kedua, karena sebuah negeri seperti Brazil tidak pantas untuk hanya memilih seorang presiden tanpa benar-benar memiliki debat yang penuh,” ujar Pablo Oliveira, hari ini, seorang petugas pengirim barang di Sao Paulo yang memilih Serra.
AP| The Wall Street Journal | dwi a