Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perang Afganistan dan Sumbu Pendek Karzai

image-gnews
REUTERS/Ahmad Masood
REUTERS/Ahmad Masood
Iklan
TEMPO Interaktif, Ketidakpercayaan Presiden Amerika Serikat Barack Obama kepada Presiden Afganistan dan upaya mencari jalan keluar (perang) diungkapkan oleh Bob Woodward dalam buku terbarunya.

Presiden Obama berjuang keras namun sia-sia untuk memaksa Pentagon menghadirkan sebuah strategi keluar untuk memperdalam perang di Afganistan--kesulitan-kesulitannya diperparah oleh sengketa sengit dalam tim keamanan nasional dan kebutuhan berurusan dengan seorang pemimpin Afganistan yang mereka percayai dan siapa. Menurut seorang intelijen Amerika Serikat, Presiden Hamid Karzai adalah seorang pemarah yang depresif.

Semua itu adalah pengungkapan paling utama dari buku bertajuk Obama's Wars oleh mantan reporter Watergate, Bob Woodward. Fokus utama buku itu adalah tinjauan kebijakan yang menyebabkan berlarut-larut setelah pengumuman Presiden pada Desember 2009 dalam pengiriman gelombang 30 ribu anggota pasukan di Afganistan.

Buku itu adalah buku ke-16 Woodward yang menjadi sejarawan de facto pengadilan kepresidenan sejak Ronald Reagan. Diungkapkannya, ledakan demi ledakan dan dari memo ke memo berdasarkan wawancara dengan hampir setiap protagonis dalam drama, termasuk Obama sendiri.

Apa yang muncul adalah seorang presiden yang putus asa untuk menghindari jebakan dalam perang tak berujung--seorang figur yang kalem, rasional, dan analitis yang dihadapkan pada satu pilihan di antara pilihan-pilihan yang buruk. "Saya tidak melakukannya 10 tahun, saya tidak melakukan pembangunan bangsa, saya tidak menghabiskan triliunan dolar," demikian pernyataan Obama yang disampaikan kepada Menteri Pertahanan Robert Gates dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dalam sebuah pertemuan kunci pada Oktober 2009.

Secara umum, buku itu hanya menimbulkan gebrakan kecil dalam persoalan utama. Argumen antara Pentagon, yang dipimpin oleh mantan komandan di Afganistan, Jenderal Stanely McChrystal--yang ingin meningkatkan jumlah anggota pasukan sebanyak 40 ribu lagi--dan Wakil Presiden Joe Biden--yang skeptis dalam berargumen untuk pengecilan kekuatan dan strategi lebih mengecilkan kekuatan dalam kontra terorisme--lebih diketahui.

Tuduhan-tuduhan juga telah beredar, termasuk, sebelumnya, soal kondisi mental Presiden Afganistan Hamid Karzai yang ditengarai bersumbu pendek alias suka marah-marah.

Namun yang muncul dari Obama's Wars--dan penyorotan pahit dari argumen-argumen dalam pemerintah Amerika Serikat--bukanlah yang dilakukan Obama dan Partai Demokratnya. Semua baik, kurang dari enam pekan sebelum pemilu sela mendatang.

Jika ada, itu tak hanya melemahkan dukungan publik atas sebuah perang tak populer dan mematikan--dan untuk strategi itu, menurut hitungan Woodward, bahkan penasihat dekat, seperti Richard Holbrooke, utusan khusus presiden untuk Afganistan dan Pakistan, serta penasihat urusan Afganistan, Letnan Jenderal Douglas E. Lute, diragukan bisa berjalan.

Saat ini level jumlah tentara Amerika Serikat telah naik menjadi sekitar 100 ribu hari ini. Begitu juga korbannya. Tahun ini adalah tahun paling berdarah, belum termasuk pasukan NATO, yang jumlah tentaranya yang tewas sebanyak 529 orang.

Rabu lalu, Gedung Putih sudah memperbincangkan dampak buku tersebut, setelah kutipan pertama kali muncul pada harian The Washington Post, dan The New York Times, sebelum peluncurannya pekan depan.

INDEPENDENT | DWI A




Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

26 Agustus 2017

Pasukan kepolisian Afghanistan berusaha menolong seorang anak kecil usai terjadinya aksi bom bunuh diri dan bentrokan antara pasukan Afghanistan dan gerilyawan di sebuah masjid Muslim Syiah di Kabul, Afghanistan, 25 Agustus 2017. Serangan tersebut terjadi saat jamaah menjalankan ibadah shalat subuh. REUTERS
Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

Empat orang milisi ISIS melakukan serangan beruntun berupa ledakan bom bunuh diri dan rentetan tembakan di masjid Syiah di Kabul. Sebanyak 28 orang tewas.


Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

22 Agustus 2017

Ekspresi Presiden AS, Donald Trump saat menjawab pertanyaan media saat berada di pesawat kenegaraan Air Force One dalam perjalanannya menuju Palm Beach, beberapa jam sebelum memerintahkan serangan ke Suriah, 6 April 2017. AP Photo
Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

Donald Trump memastikan akan menambah jumlah tentara Amerika Serikat ke Afganistan dalam pidato pada Senin malam


Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

26 Juli 2017

Senjata Taliban yang diduga dipasok oleh Rusia. Cnn.com
Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

Rusia diduga kuat menjadi pemasok senjata canggih bagi gerilyawan Taliban di Afghanistan


Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

28 Mei 2017

Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

Semua korban akibat bom bunuh diri di Afganistan dilarikan ke rumah sakit terdekat.


Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

8 Mei 2017

Abdul Hasib, pemimpin ISIS. twitter.com
Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

Pemimpin ISIS Afganistan Abdul Hasib, tewas dalam sebuah operasi pasukan koalisi AS dan Afganistan


ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

3 Mei 2017

Pasukan keamanan Afghanistan menyisir lokasi serangan bom di Kabul, Afganistan, 3 Mei 2017. Serangan bom bunuh diri di dekat gedung Kedubes AS ini  menewaskan 8 warga sipil dan 3 tentara AS. REUTERS/Omar Sobhani
ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

Setidaknya delapan warga sipil Afganistan tewas dan 22 korban lainnya luka-luka, termasuk tiga anggota militer Amerika Serikat.


Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

3 Mei 2017

Ledakan yang terjadi dekat iring-iringan kendaraan militer NATO di Kabul, Afganistan, 3 Mei 2017. Twitter.com
Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

Ledakan hebat menghantam Kabul, ibu kota Afganistan dan menewaskan beberapa


Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

25 April 2017

Milisi Taliban membawa senjata berat saat berjaga berjaga-jaga ketika pemimpin senior Taliban Mullah Abdul Manan Niazi, memberikan pidato kepada pejuang, di distrik Shindand Afghanistan, 27 Mei 2016. AP/Allauddin Khan
Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

Serangan Taliban yang menewaskan delapan polisi Afganistan bersamaan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis ke Afganistan.


Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

23 April 2017

Anggota Tentara Nasional Afganistan menghadiri upacara wisuda kelulusan di Akademi Militer Afganistan di Kabul, Afganistan, 24 Januari 2016. AP/Rahmat Gul
Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

Serangan Taliban ke markas militer Afghanistan mengagetkan para prajurit. Mereka bingung dan sempat dilarang menembak. Berikut kronologis.


Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

22 April 2017

Ilustrasi. zimbio.com
Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

Milisi Taliban menyerang markas tentara Afganistan di provinsi Balkh saat sembahyang Jumat, 140 prajurit Afganistan tewas dan 160 orang terluka.