Laporan yang dikeluarkan Komite Investigasi Filipina, Senin lalu, itu menyebutkan Wali Kota Manila Alfredo Lim dan Kepala Kepolisian Manila Rodolfo Magtibay paling bertanggung jawab dalam insiden bulan lalu tersebut. Keduanya makan di restoran terdekat sebelum pembajak bus, Rolando Mendoza, mulai menembaki tawanan.
Sejumlah warga Hong Kong mengkritik laporan investigasi tidak lengkap soal bagaimana tewasnya delapan turis itu. Mereka juga menyebutkan komunikasi yang buruk para pejabat terkait dan polisi yang tidak terampil dalam menghadapi situasi semacam itu.
Salah satu sandera yang dibebaskan, Li Yick Biu, menilai laporan awal itu tidak menggambarkan bagaimana sandera bisa terluka serius. "Tragedi itu menggambarkan adanya korupsi yang serius dalam pemerintahan dan kepolisian Filipina," katanya.
Yang paling menyentuh adalah korban dari keluarga Jason Leung, yang masih koma. Dua saudaranya dan ayahnya tewas dalam penyanderaan itu, sedangkan ibunya, Amy Ng, selamat.
Anggota parlemen Hong Kong, Ronny Tong, menyebutkan masih ada sejumlah tudingan yang belum dibuktikan soal wisatawan yang terkena tembakan polisi Filipina. "Laporan itu belum mencapai tujuan mengungkapkan kebenaran," ujarnya.
Meski begitu, otoritas Hong Kong dan pemerintah Cina memuji kerja keras kepolisian Filipina dalam mengusut kasus itu. "Kami berharap pihak berwenang Filipina meningkatkan kerja keras mereka untuk menyelesaikan tugasnya sesegera mungkin," kata juru bicara otoritasHong Kong dalam pernyataan tertulisnya.
Peristiwa terbunuhnya delapan wisatawan Hong Kong itu memanaskan hubungan kedua pihak. Presiden Benigno Aquino telah menyatakan 13 orang bisa dipidana lantaran kasus itu. l Manila Bulletin | Philippine Star | Faisal Assegaf