Penculikan di Kota Arlit terhadap karyawan perusahaan nuklir Prancis ini menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan pekerja tambang di wilayah tersebut, di mana kelompok-kelompok terkait dengan al Qaidah sayap Afrika Utara beroperasi. Arlit terletak 500 mil sebelah utara ibu kota Niger, Niamey.
"Lima warga negara Prancis dalam kelompok yang diculik itu," kata Bernard Valero, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Prancis, Kamis (16/9). "(Ada) tidak ada tuntutan untuk saat ini, kita akan melihat apa yang akan muncul itu."
Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan, tapi media Prancis melaporkan bahwa mereka berasal dari Prancis, Togo dan Madagaskar.
Kasus penculikan terhadap orang asing sering terjadi di wilayah Sahara-Sahel Afrika Barat, selama satu tahun terakhir, dengan sandera biasanya berakhir di tangan kelompok-kelompok terkait dengan jaringan al Qaidah di Islamic Maghreb (AQIM).
"Siapa pun yang dilakukan ini, ada kemungkinan tinggi mereka akan berakhir dengan AQIM," kata Anna Murison, pejabat analisis intelijen perusahaan.
Baca Juga:
"Ini hampir pasti AQIM, atau itu geng kriminal yang akan menjualnya ke AQIM," tambah seorang diplomat Eropa di Niamey. "Sekali lagi pemerintah Prancis harus mulai bekerja untuk membebaskan lebih banyak warga dari penculik yang mengaku sebagai sekutu al Qaidah."
Sebuah sumber keamanan Niger mengatakan pasukan tentara dari sebuah pangkalan militer di dekat lokasi penculikan menjelajahi daerah tersebut untuk mencari para sandera. Areva, perusahaan reaktor nuklir yang mempekerjakan 2.500 orang di tiga lokasi tambang di Niger, mengatakan akan meningkatkan keamanan.
Menurut pihak pengusaha tambang lokal dan sumber di industri pertambangan Niger, orang-orang tersebut diculik saat mereka sedang tidur di rumah-rumah mereka di tengah kota. "Pelaku pergi ke rumah para korban dan memilihnya. Mereka tahu persis di mana mereka. Sangat mengkhawatirkan," kata pihak pengusaha.
Saksi di Arlit menyebutkan telah melihat gerakan kendaraan biasa pada malam hari tapi tak ada reaksi dari aparat keamanan.
Pada April lalu, sayap al Qaidah di Afrika Utara mengklaim bertanggung jawab atas penculikan warga Prancis Michel Germaneau, yang diculik di Niger utara.
REUTERS l BASUKI RAHMAT