Langkah ini diambil setelah bentrokan berdarah antara polisi dengan massa yang memprotes peraturan India Sabtu lalu. Puluhan ribu orang berbaris melalui Srinagar sambil melakukan takbiran yang menandai berakhirnya bulan Ramadhan.
Kashmir memang seperti duri dalam daging bagi India. Sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan dua pertiga orang yang tinggal di lembah Kashmir mendukung kemerdekaan dari India.
Menurut survei yang dilakukan koran Hindustan Times, hanya 6 persen daerah yang dihuni mayoritas Muslim ini memilih bergabung dengan Pakistan. Namun keinginan untuk kemerdekaan tidak dimiliki oleh orang-orang mayoritas Hindu di Jammu dan daerah Ladakh yang mayoritas Buddha.
Kemarin, kendaraan lapis baja dan polisi berpatroli di jalan-jalan di Srinagar dan kota-kota besar lainnya di Jammu dan Kashmir. Baja dan barikade kawat berduri digunakan untuk menutup lapangan umum.
Sementara itu, polisi menuduh pemimpin separatis berpengaruh Mirwaiz Umar Farooq sebagai dalang kekerasan Sabtu lalu.
Mirwaiz Umar Farooq, ketua faksi moderat dari All-Party Hurriyat Conference (APHC), meminta puluhan ribu jamaah melakukan takbiran untuk memprotes kekuasaan India.
Sebuah bangunan pemerintah dan sebuah pos pemeriksaan polisi dibakar saat demonstran berbaris ke pusat bersejarah Srinagar, membawa bendera hijau Islam dan mengucapkan slogan-slogan menuntut otonomi dan kebebasan.
Namun, Farooq membantah adanya provokasi kekerasan. Ia mengatakan tuduhan itu merupakan keputusasaan untuk mencairkan politik Kashmir yang menuntut hak mereka untuk menentukan nasib sendiri.
APHC adalah organisasi payung dari kelompok-kelompok separatis yang kampanye damai untuk merdeka dari India. Sebanyak tujuh puluh orang telah tewas sejak bulan Juni di wilayah ini.
AP I BBC I MARIA C I PGR