Lima prajurit menghadapi tuduhan pembunuhan tiga warga Afganistan, dan sisanya berkomplot untuk menutupi kejahatan itu. Mereka tergabung dalam kelompok rahasia yang dijuluki "Kill Team" atau "Tim Jagal". Mereka juga menyimpan potongan jari korban sebagai "piala" dan menghisap ganja yang dicuri dari warga.
Seperti ditulis harian Inggris, Guardian, Tim Jagal bermula pada kedatangan Sersan Calvin Gibbs, yang sebelumnya bertugas di Irak. Dengan bangga, dia bercerita betapa mudahnya melempar granat dan membunuh orang di sana.
Laporan yang ditulis berdasarkan wawancara dengan investigator dan dokumen pemeriksaan ini berlanjut dengan cerita perekrutan oleh Gibbs, 25 tahun. Bersama rekrutan pertamanya, Jeremy Morlock, 22 tahun, dia mengajak rekan-rekan satu kesatuannya, yang terdiri atas Andrew Holmes, Michael Wagnon, dan Adam Winfield. Tim Jagal berpatroli dan membunuhi orang secara serampangan, baik dengan granat maupun berondongan senjata. Korban pertama adalah Gul Mudin, warga Desa La Mohammed Kalay di Kandahar, pada Januari lalu.
Keberadaan Tim Jagal terendus berkat laporan seorang prajurit muda. Meski diancam dan dipukuli, prajurit dengan nama dirahasiakan ini melapor pada komandan kesatuannya.
Pengacara Morlock, Michael Waddington, berkelit kliennya melakukan pembunuhan itu akibat pengaruh obat-obatan terlarang. "Dia meracau," katanya.
GUARDIAN | REZA M