Dia adalah Robert Anthony Quinones. Pria 29 tahun itu kini mendekam dalam tahanan. Menurut FBI lelaki asal Hinesville, Georgia ditahan setelah dua jam menyandera rumah sakit militer Winn Community Hospital di Fort Stewart, sekitar 72 kilometer dari Savannah.
Petugas dan salah seorang anggota keluarganya mengatakan, dia butuh perawatan kesehatan mental di rumah sakit tersebut. Namun demikian, Quinones di rumah sakit bertindak kriminal dengan cara menyendera petugas dengan senjata. Dalam kejadian itu tidak ada yang terluka.
Setelah disidik petugas, terungkap bahwa dia merencanakan membunuh Presiden Obama dan mantan Presiden Bill Clinton. "Quinones dalam rekam jejaknya pernah mendapatkan pelatihan sebagai pasukan pengaman presiden, dan penembak jitu. Ia ternyata menyembunyikan berbagai macam senjata," demikian dokumen rahasia FBI.
Dalam penyelidikan, ditemukan 11 senjata laras panjang, empat pistol, berbagai amunisi, serta lusinan bayonet dan pisau. Penyelidik juga menemukan beberapa buku dan buku manual tentang tim penyelamat sandera FBI, Usama bin Ladin, pengebom Oklahoma City Timothy McVeigh, Mafia Rusia, dan berbagai dengan topik lainnya.
Ketika ditanya soal rencana pembunuhan terhadap Obama atau Clinton, dia menjawab, "Ya, pada skala 1 sampai 10," ujarnya.
Quinones, jelas FBI, dipecat dari dinas militer pada Februari lalu. Kini dia bekerja sebagai warga sipil di Fort Stewart. Ibu Quinones, Janet Gladwell, mengatakan kepada Associated Press putranya dipecat dari ketentaraan bulan lalu karena mengalami gangguan mental. Sementara tetangganya, Jerry Frankli, mengatakan dia mengenal Quinones selama beberapa tahun. "Dia anak yang baik," katanya.
Franklin, 48 tahun, seorang pensiunan Angkatan Darat, akan berbicara dengannya dan veteran lainnya. Menurut mereka Quinones mengalami stres setelah pulang perang. Dia dua kali dikirim bertempur ke Irak, jelas Franklin.
CNN | CHOIRUL