TEMPO Interaktif, Beijing - Kemacetan luar biasa kembali melanda Cina. Lebih dari 10.000 truk, terutama truk pengangkut batubara terjebak dalam kemacetan lalu lintas sepanjang 120 km di wilayah timur laut Cina. Kemacetan parah ini untuk yang kedua kalinya dalam satu bulan terakhir.
Menurut laporan sebuah televisi pemerintah jalan raya menuju Beijing dan provinsi Hebei sekarang lebih mirip tempat parkir. kemacetan mulai terjadi pada hari Selasa setelah pembatasan lalu lintas mulai ditegakkan di Hebei.
Sebagian besar kendaraan truk batubara, kata laporan itu, juga memblokir jalan penghubung menuju ke jalan raya. Untungnya, jalan yang lebih jauh ke Hebei sudah mulai bebas dari macet, dan memberikan harapan bagi para sopir yang terjebak di Mongolia.
Cina adalah salah satu produsen batubara sekaligus pengguna terbesar di dunia. Dengan batubara ekonomi mereka terpicu selama tiga dekade terakhir. Adapun Mongolia, negara tetangga mereka memiliki cadangan batubara yang tak kalah besar.
Sebelumnya, pada pertengahan Agustus lalu, antrian mengular sepanjang 100 kilometer, membuat macet selama sembilan hari.
Seperti diberitakan Global Times, antrian di barat laut Ibu Kota Beijing itu mulai terjadi 14 Agustus. Kemacetan diperparah dengan kendaraan yang rusak dan perbaikan jalan.
"Kapasitas Jalan Tol Nasional 110 tidak mencukupi akibat perawatan sejak 19 Agustus," ujar pernyataan resmi Biro Manajemen Lalu Lintas Beijing. Jalan yang dikenal dengan G 110 itu menghubungkan Beijing dan Zhangjiakou dan, sesuai peraturan, diperbolehkan dilalui kendaraan dengan berat lebih dari 8 ton.
Belakangan, jalan itu dilalui truk yang mengangkut hasil kebun dan tambang yang jauh lebih berat. Akibatnya, kondisi jalan rusak parah.
REUTERS I MARIA C I PGR