TEMPO Interaktif, Swedia - Julian Assange, pendiri situs Wikileaks, menjadi pusat trik luar biasa kotor hari ini setelah Pemerintah Swedia mengeluarkan dan kemudian menarik surat perintah penangkapan terhadap dirinya atas kasus pemerkosaan.
Jaksa awalnya mengkonfirmasi Assange bahwa dia diinterogasi atas dua tuduhan, perkosaan dan pelecehan, menyusul laporan koran tabloid Expressen. Hal itu terkait keluhan dua wanita di Swedia, di mana aktivis internet kelahiran Australia itu tinggal selama seminggu terakhir.
Tapi hanya beberapa jam kemudian, jaksa mengumumkan bahwa surat perintah itu telah ditarik dengan alasan kecurigaan perkosaan tidak berdasar.
Sebelum pengumuman penarikan surat perintah tersebut, Assange menggambarkan tuduhan itu sebagai upaya untuk mencoreng dirinya atas karyanya mengungkap rahasia, yang merilis informasi rahasia mengenai kampanye militer Barat di Afghanistan. Fakta bahwa pemerintah Swedia sekarang menarik perintah itu memperkuat klaimnya.
Pihak berwenang Swedia telah mengungkapkan rincian surat perintah terhadap Assange setelah wartawan berusaha untuk menindaklanjuti laporan awal di Expressen.
Tuduhan itu dikatakan datang dari dua wanita Swedia berusia antara 20 dan 30, dan berkaitan dengan dugaan insiden yang terjadi di sebuah apartemen di Stockholm dan Enkoping, luar kota Stockholm. Baik polisi maupun surat kabar tidak menyebut pengadu.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa ia dicari. Dia didakwa tadi malam - tuduhannya tersangka perkosaan," kata Karin Rosander, direktur komunikasi di kantor kejaksaan.
Rosander juga meminta Assange untuk hadir untuk ditanyai, serta mengatakan ada kekhawatiran dia akan menghambat penyelidikan dengan menghancurkan bukti.
"Langkah selanjutnya adalah kita menginterogasinya," katanya. "Kemudian kita akan melihat apa yang terjadi."
Assange telah berada di Swedia untuk konferensi pers minggu lalu, di mana ia mengumumkan bahwa situs whistleblower itu berniat untuk menerbitkan lebih lanjut dokumen militer rahasia pada perang di Afganistan.
Begitu mendengar tentang tuduhan perkosaan, ia mengeluarkan pernyataan penyangkalan. "Mengapa tuduhan ini muncul sekarang adalah pertanyaan yang menarik, saya belum dihubungi oleh polisi. Tuduhan-tuduhan ini palsu," katanya.
Kemudian, tak lama setelah teman-temannya mengatakan dia bersiap-siap untuk datang ke kantor polisi atas kemauan sendiri, ada pernyataan lebih jauh dari kantor kejaksaan bahwa tuduhan itu dibatalkan.
"Saya tidak berpikir ada alasan untuk mencurigai bahwa ia telah melakukan pemerkosaan," kata Kepala Kejaksaan Eva Finne saat mengumumkan penarikan surat perintah itu. Dia tidak menyebutkan status kasus pelecehan itu, tuduhan yang kurang serius yang tidak akan menyebabkan surat perintah penangkapan.
Pendukung Assange meyakini tuduhan itu mungkin telah dibuat dalam upaya untuk mendiskreditkan dirinya. Halaman Twitter Wikileaks menolak klaim serangan itu, yang pertama kali muncul di koran Expressen Swedia, sebagai "trik kotor".
Disebutkan: "Expressen adalah tabloid; tidak seorang pun di sini telah dihubungi oleh polisi Swedia. Tentu saja ini sangat mengganggu."
Membuat tuduhan palsu tentang pemerkosaan atau penganiayaan adalah tindak pidana yang diganjar hukuman penjara di Swedia. Beberapa sumber di media Swedia menyatakan bahwa kedua wanita sebenarnya tidak melaporkan kasus tersebut kepada polisi, tetapi jaksa tetap menanganinya.
TELEGRAPH | EZ