Menurut pejabat Irak, selain menewaskan lusinan orang, bom yang meledak Selasa itu juga melukai 120 lainnya.
Serangan bom ditujukan ke gedung kementerian pertahanan negara, tempat para pemuda mendaftarkan diri sebagai serdadu sekaligus sebagai markas militer Amerika Serikat sejak invasi 2003.
Salah seorang saksi mata Yasir Ali, saat ledakan terjadi sedang menunggu di luar markas militer, mengatakan dia melihat pelaku berusia muda berjalan mendekat ke petugas selanjutnya meledakkan diri.
"Potongan tangan dan lengannya jatuh mengenai saya," katanya kepada kantor berita Associated Press.
"Saya terkena lumuran darah dari potongan tubuh dan luka-luka korban. Sementara korban tewas lainnya terlempar hingga ke sebelah saya."
Dari Bagdad koresponden Al Jazeera Omar Al Saleh melaporkan, hari itu situasi di sekitar tempat pendaftaran cukup ramai sebab menteri pertahanan akan merekrut sejumlah orang untuk bergabung dengan angkatan darat.
"Menurut sumber di kepolisian, saat kejadian ratusan orang sedang berdiri," katanya.
"Kemudian seorang pelaku bom bunuh diri, mengenakan sabuk seragam tentara berisi bahan peledak, mendekat ke pantia rekrutmen berpura-pura mendaftarkan diri sehingga dia bisa berada di tengah-tengah para peserta, selanjutnya bummm...dia meledakkan diri.
"Ini serangan mematikan sejak awal (bulan suci) Ramadan dan mungkin paling mematikan sepanjang bulan lalu."
AL JAZEERA | CHOIRUL