Kendati begitu, Presiden Obama mewanti-wanti, Amerika Serikat tetap mendukung Irak dalam perang melawan teror. "Jangan salah paham," tuturnya. "Komitmen kami terhadap Irak telah berubah dari aktivitas militer yang dipimpin oleh pasukan kami menjadi aktivitas sipil yang dipimpin oleh diplomat kami."
Karena itu Amerika Serikat, kata Obama, tetap akan menyisakan 50.000-dari total 94.000-pasukan Amerika Serikat di Irak. "Mereka kami tugaskan untuk melatih aparat keamanan negeri itu dan membantu perang melawan teror," ujar Obama. Dijadwalkan, 54.000 pasukan akan ditarik kembali ke Amerika Serikat secara bertahap mulai akhir Agustus 2010.
Paling telat, baru pada awal 2011, seluruh tentara Amerika Serikat direncanakan akan meninggalkan Irak. Rencananya pasukan yang ditarik dari Irak itu akan ditempatkan di "ladang" perang Amerika Serikat dalam melawan teror yang baru di Afganistan. "Al-Qaidah dan sekutunya butuh ladang yang luas untuk melancarkan serbuan mereka," tutur Obama.
Tapi,"Sebagai Presiden Amerika Serikat, saya tak akan membiarkan ini terjadi," ujar dia lagi. Sejak Obama memerintah terdapat sekitar 33.000 serdadu Amerika Serikat di Afganistan di bawah naungan Pasukan Keamanan Multinasional Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Diperkirakan total pasukan Amerika di Afganistan akan mencapai 96.000 pada September.
| LATIMES | REUTERS | ANDREE PRIYANTO