Banjir bandang yang meluas sudah hingga Sabtu (31/7) sudah menewaskan 430 orang selama sepekan. Juga membuat sekitar 400 ribu warga mengungsi di desa-desa lain dan sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa hari ini menaksir bahwa sekitar 1 juta rakyat terkena imbasnya, meskipun tanpa menjelaskan rinciannya.
Di Pakistan barat laut, daerah yang terparah, inilah banjir terburuk sejak tahun 1929. Media televisi menunjukkan cuplikan gambar-gambar warga yang menggantung di pagar-pagar atau satu sama lain agar tak hanyut. Banyak pula pria, wanita dan anak-anak hanya pasrah di atap-atap rumah mereka.
“Keadaannya sangat buruk,” ujar Amjad Ali, seorang petugas regu penyelamat di area Nowshera. “Mereka yang selamat tak punya air minum, juga tanpa makanan.”
Menurut data PBB, banyak kelompok penyelamat pun menggunakan banyak helikopter militer, truk-truk berat dan perahu boat untuk mencapai kawasan banjir. Dilaporkan ribuan rumah dana jalan hancur, dan sedikitnya 45 jembatan di seantero kawasan barat daya rusak.
Menurut Luther Rehman, seorang pejabat pemerintah di Khyber-Pakhtoonkhwa, kerusakan sudah menurun seiring upaya-upaya regu penyelamat. Air banjir di beberapa area di provinsi barat laut juga mulai menurun.
“Prioritas kami adalah mengevakuasi warga yang kebanjiran ke tempat-tempat aman. Kami tetap melakukan operasi penyelamatan walau dengan sumber daya terbatas,” ujar Rehman yang menambahkan pihaknya butuh lebih banyak heli dan kapal boat.
AP | BBC | dwi arjanto