Al-Qaidah di Yaman sebelumnya fokus menyerang pada kepentingan Barat dan Arab Saudi, namun belakangan juga menyerbu pasukan pemerintah yang meningkatkan kerjasama keamanan dengan Amerika Serikat.
"Al-Qaidah dipercaya di belakang serangan terhadap patroli tentara," kata pejabat setepat yang tak bersedia disebutkan namanya. Tak ada laporan kerusakan pada instalasi energi di perusahaan minyak berskala kecil.
Baca Juga:
Pertempuaran bersenjata juga terjadi antara suku propemerintah dengan gerilyawan Shia beberapa jam usai kedua kelompok sepakat gencatan senjata menyusul bentrok pekan lalu yang dapat menyulut perang saudara.
Kepala suku Sheikh Saghir Ibn Aziz mengecam gerilyawan Houthis setelah klan mereka membunuh 70 orang pekan lalu. "Houthis tidak menghargai kesepakatan dan meyerang kami. Kami membalasnya," katanya kepada Reuters melalui telepon.
Televisi Al Arabiya melaporkan, pertempuran pecah setelah suku propemerinah angkat senjata karena Houthis dianggap melanggar perjanjian gencatan senjata. Akibat pertempuran tersebut empat gerilyawan tewas. Tidak ada komentar dari Houtis.
Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengatakan, Ahad, akan mengakhiri perang secara permanen di Utara, khususnya di Provinsi Saada kawasan yang dikuasasi gerilyawan.
"Perang selama enam tahun sudah cukup. Ya keamanan, stabilitas dan perdamaian di Saada. Tak ada lagi perang," kata Saleh di depan layar televisi.
REUTERS | CHOIRUL