Gedung Putih mengecam keras bocoran tersebut, mengatakan bocoran dokumen dapat membahayakan kemanan nasional dan membahayakan kehidupan warga Amerika serta anggota aliansi.
"Bocoran yang tidak bertanggung jawab itu tak akan berdampak pada kelanjutan komitment kami terhadap hubungan kami dengan Afganistan dan Pakistan," demikian penasihat keamanan Presiden Barack Obama Jim Jones dalam sebuah pernyataan.
Obama mengirimkan ribuan pasukan tambahan ke Afganistan untuk bertempur melawan pemberontak Taliban, kendati mendapatkan tentangan dari dalam negeri soal perang yang sudah berlangsung selama sembilan tahun.
New York Times melaporkan 91 ribu dokumen, dikumpulkan dari seluruh anggota militer Amerika Serikat di Afganistan, menunjukkan Pakistan secara aktif berkolaborasi dengan pemberontak Afganistan.
"Sejumlah dokumen memperlihatkan bahwa Pakistan pura-pura bersekutu dengan Amerika Serikat, namun diam-diam mengijinkan agen intelijennya bertemu secara langsung dengan Taliban dan jaringan militannya untuk bertempur melawan serdadu Amerika Serikat di Afganistan, bahkan berencana membunuh para pemimpin Afganistan," demikian keterangan Times.
Selain itu, dokumen dimuat juga di koran Inggris The Guardian dan mingguan Jerman Der Spiegel. Sedangkan summary dokumen dapat dibaca di http://www.wikileaks.org/wiki/Afghan_War_Diary,_2004-2010.
Jones menambahkan, dokumen diambil pada periode Januari 2004 hingga Desember 2009 saat Obama menyampaikan strategi barunya di Afganistan.
"Presiden Obama mengumumkan strategi baru dengan peningkatan substansi dan sumber daya untuk Afganistan, fokus pengamanan Pakistan dari ancaman al-Qaidah serta Taliban," kata Jones.
Wikileaks adalah sebuah lembaga yang mengabarkan bocoran informasi untuk melawan pemerintah dan korupsi korporasi. Awal tahun ini, Wikileaks membocorkan rekaman rahasia yang menunjukkan serangan helikopter yang menewaskan lusinan rakyat Irak, termasuk dua wartawan Reuters.
Duta besar Pakistan di Amerika Serikat Gusain Haqqani berkomentar, bocoran laporan dari medan perang yang tidak diolah adalah tidak bertanggung jawab.
"Laporan ini tidak lebih dari komentar sumber tunggal dan gosip yang bermunculan di kedua sisi perbatasan Pakistan-Afganistan dan sering terbukti salah," ujarnya.
REUTERS | CHOIRUL