Ketegangan politik meningkat di negeri Asia Tenggara ini seiring rekor kehilangan suara terbesar pada pemilu 2008 oleh pemerintahan yang saat ini dipimpin Perdana Menteri Najib Razak. Ketegangan masih tinggi dan bisa menanjak di saat pengadilan sodomi atas pemimpin opsosi Anwar Ibrahim dilanjutkan bulan depan.
“Karena upaya perdana menteri untuk memperoleh kembali lenyapnya suaranya pada tahun 2008, tahun 2009 terlihat sebuah pembrangusan besar terhadap perbedaan suara dan oposisi,” ucap John Liu, koordinator SUARAM atau kelompok Suara Rakyat Malaysia.
Baca Juga:
Najib berkuasa pada April tahun lalu menjanjikan reformasi politik dan ekonomi untuk menghidupkan kembali koalisinya dan merayu investasi-investasi asing ke Malaysia.
Namun naiknya tensi politik dan menanjaknya kompetisi dari negara tetangga regional yang lebih cepat melakukan reformasi seperti Indonesia telah memberatkan sentimen investor melihat Malaysia dimana investasi telah mendekam.
Sejak menjabat, Najib telah membebaskan sebagian besar tahanan politik yang diciduk di bawah hukum Internal Security Act (ISA) yang memungkinkan penahanan tanpa pengadilan yang telah dipakai terhadap pengkritik yang melawan pemerintah di masa lalu dan dijanjikan lebih toleran terhadap aneka kritik.
Baca Juga:
Tapi dalam laporan tahunan SUARAM yang dilansir hari ini, menyebukan bahwa meskipun ada janji, 167 orang telah ditangkap pada Mei tahun lalu karena memprotes tak didudukkannya kursi oposisi di negara bagian Perak yang sudah ditetapkan.
Reuters | dwi a