TEMPO Interaktif, New York - Menteri Luar Negeri Rwanda tegas membantah bahwa pemerintah terlibat dalam tiga pembunuhan tingkat tinggi akhir-akhir ini, dengan mengatakan para penyidik dan wartawan harus mencari orang yang mencoba untuk menciptakan kekacauan menjelang pemilu mendatang.
Kritik-kritik bermunculan mengatakan pemerintah Rwanda melakukan pembrangusan terhadap perbedaan pendapat menjelang pemilihan presiden pada 9 Agustus, mengutip pembunuhan mantan pembangkang Rwanda Jendral Kayumba Nyamwasa, jurnalis oposisi Jean-Leonard Rugambage dan pemimpin oposisi Kagwa Rwisereka, dan penangkapan pengacara pertahanan Amerika Peter Erlinder.
"Kami tentu tidak bisa menjadi sebuah model pemerintahan bagi banyak orang, tapi kami bukan pemerintah bodoh, dan kita tidak mencoba untuk membunuh tiga orang sejalan tepat sebelum pemilu, pemilihan umum di mana kita percaya dengan kuat bahwa Presiden Paul Kagame akan menang, " kata Menteri Rwanda, Louise Mushikiwabo dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, kemarin waktu New York (dinihari tadi WIB).
Sejak sedikitnya 500 ribu etnis Tutsi dan moderat Hutu terbunuh dalam genosida di Rwanda pada 1994, menurut menteri itu negerinya telah mengembangkan sebuah reputasi lebih aman, yang sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pembangunan. "Maka kami menginginkannya. Untuk alasan buruk, (kasus pembunuhan itu) tak ubahnya seperti memulai menciptakan ketidakstabilan di kawasan."
AP | dwi a