Sadr, tokoh antiAmerika Serikat, merupakan penentu kebijakan politik Irak tidak merestui Allawi tetapi menurutnya Allawi telah menunjukkan minatnya berkompromi daripada Perdana Menteri Nuri al-Maliki yang mencoba mempertahankan kekuasaan usai pemilihan umum, Maret lalu.
Sadr dan Allawi bertemu di sebuah hotel di ibu kota Syria setelah mereka diterima Presiden Syria Bashar al-Assad secara terpisah. Terakhir, mereka terakhir bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu yang juga mengadakan kunjungan ke Syria.
Selama ini, Irak diliputi kekerasan dan intrik politik sejak pemilihan umum yang belum menghasilkan pemenang. Kelompok yang didukung Suni pimpinan Allawi nyaris memenangkan hampir semua kursi.
Allawi merupakan Perdana Menteri Irak pada 2004 ketika pasukan Amerika Serikat mengepung Sadr dan seluruh pengikutnya di makam suci Imam Ali di kota suci Irak, Najaf, sebelum Ayatullah Ali al-Sistani, ulama kelahiran Iran, turut campur tangan membebaskan dan menyelamatkan Sadr sehingga terhindar dari pertumpahan darah di sebelah masjid agung.
Allawi memiliki hubungan tak baik dengan Najaf serta kelompok Islam pada umumnya. Dia juga mengritik peran ulama dalam politik Irak.
"Jika ada perbedaan masa lalu, saya melupakannya agar supaya proses politik berjalan," kata Sadr kepada wartawan.
"Saya tak mendukung nama-nama tertentu, sebaliknya menyokong program dan mekanisme untuk terpilihnya perdana menteri mendatang,' tambahnya, seraya mengatakan Allawi berjanji menyiapkan draf program politik jika dia menjadi perdana menteri.
Allawi mengatakan pandangan Sadr "positif, menunjukkan kepeduliannya pada Irak dan mempercepat pembentukan sebuah pemerintahan."
"Saya yakin, Sayeed (Sadr) akan menghormati kata-katanya," kata Allawi.
Seorang pembantu Allawi mengatakan, dia bisa menjadi perdana menteri jika dia mendapatkan dukungan Sadr dan dua blok utama Kurdi. Allawi memiliki hubungan baik dengan tokoh-tokoh kunci Arab dan Amerika Serikat, serta berusaha mengeksploitasi perselisihan antarfaksi utama Syiah Irak atas upaya Maliki untuk memenangkan jabatan kedua.
REUTERS | CHOIRUL