TEMPO Interaktif, Damaskus - Suriah, salah satu negeri di Timur Tengah mulai hari ini melarang para mahasiswi dan dosen perempuan mengenakan niqab atau cadar-jilbab penuh seluruh wajah yang hanya menyisakan sepasang mata- yang bertujuan untuk politik yang lebih terbuka.
Pelarangan itu menunjukkan sebuah poin langka kesepakatan antara kubu sekuler Suriah, pemerintah dan demokrasi ala Eropa: Sama-sama melihat niqab (cadar) sebagai sebuah ancaman potensial destabilisasi.
"Kami memberi arahan-arahan kepada semua universitas untuk melarang busana niqab perempuan ketimbang pengecualian," kata seorang pejabat pemerintah kepada AP di Damaskus, kemarin.
Autran itu berlaku semua, baik di universitas negeri maupun swasta dan bertujuan untuk melindungi identitas sekuler Suriah, ujar pejabat itu, yang menolak memberikan namanya karena dia tak berwewenang berbicara terbuka tentang hal itu.
Ditambahkannya, ratusan guru di sekolah-sekolah menengah yang tetap berkukuh mengenakan cadar pada sekolah negeri telah dipindahkan bulan lalu ke pekerjaan-pekerjaan yang bersifat administratif.
AP | dwi arjanto