TEMPO Interaktif, Sanaa – Nekat, gila atau memang penciuman bisnisnya tajam. Pemberontakan dan perang saudara tidak cukup untuk mencegah Sultan Amin untuk membuka sebuah hotel wisata di kota Saada Yaman Utara minggu ini.
"Kami beberapa kali menghentikan pembangunan saat perang terjadi. Tapi dua minggu lalu kita akhirnya selesai," ujar investor ini.
Biaya membangun hotel bintang dua ini menelan hampir $450.000 atau sekitar Rp 4,5 miliar dan memakan waktu tiga tahun untuk membangun. "Kami tidak mengharapkan orang asing untuk mengunjungi sekarang, tapi aku berpikir bahwa jika situasi stabil, mungkin mereka akan datang."
Pemerintah Yaman setuju gencatan senjata di bulan Februari dengan pemberontak Siah. Kesepakatan ini untuk menghentikan perang yang pecah dan sempat berhenti 2004 yang memaksa 350.000 orang mengungsi.
Hotel lain di kota Saada bisa ditemukan, tapi belum selesai karena rusak akibat serangan setelah pemberontak berlindung di dalam hotel saat terjadi pertempuran.
Amin meyakini, yang akan memenuhi hotelnya adalah pedagang Saudi dan Yaman. Dia mengatakan, tidak khawatir tentang hotel, yang dinamai Plaza Jazeera, yang dibuka tepat saat merebaknya kekerasan antara pemberontak dan pemerintah. "Saya yakin bahwa perang tidak akan mulai lagi dan situasi akan tenang," katanya. "Sisanya terserah kepada Allah."
REUTERS| NUR HARYANTO